Kurikulum Geografi Perlu Diubah

Kompas.com - 10/09/2012, 16:32 WIB

BANDUNG, KOMPAS.com - Asosiasi Pengajar Geografi Indonesia (APGI) mengajukan usulan perubahan kurikulum geografi. Mereka meminta agar mata pelajaran ini tidak hanya diajarkan kepada siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada tingkat sekolah menengah atas (SMA) namun juga siswa jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Pengajar geografi SMAN 8 Bandung yang tergabung dalam APGI, Abdul Latif, di Bandung, Senin, menyatakan pengaturan kurikulum yang meletakkan geografi pada jurusan IPS tidak sesuai dengan kondisi yang harus dihadapi oleh siswa jurusan IPA ketika berkuliah pada program studi astronomi serta ilmu dan teknologi kebumian.

"Program studi geodesi, geologi, oseanografi, dan geofisika mengambil lulusan SMA dari jurusan IPA. Padahal inti dari semua program studi itu adalah geografi yang tidak diajarkan pada jurusan IPA," tutur Abdul, Senin (10/9/2012).

Mata pelajaran ini diajarkan kepada siswa kelas satu SMA, namun tidak diterima oleh para siswa kelas dua dan kelas tiga SMA yang memilih jurusan IPA. Padahal, lanjutnya, geografi seharusnya diajarkan kepada seluruh siswa jurusan IPA dan IPS karena menyangkut wawasan kebangsaan dan dimensi ruang hidup manusia.

Geografi, lanjut dia, seharusnya juga dikategorikan sebagai materi pelajaran perekat bangsa bersama dengan mata pelajaran agama, Bahasa Indonesia, serta Pendidikan Kewarganegaraan.

Sementara itu, Dosen program studi Geodesi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung, Samsul Bachri, mendukung usulan APGI agar geografi juga diperoleh siswa SMA jurusan IPA. Menurutnya, pembekalan pelajaran geografi kepada siswa SMA jurusan IPA yang akan mempelajari ilmu dan teknologi kebumian di bangku kuliah sangat penting.

"Seharusnya tidak ada dikotomi lagi antara jurusan IPA dan IPS," ujarnya.

Geografi, kata Samsul, adalah ilmu yang luas terdiri atas fisika geografi yang mempelajari interaksi alam dengan manusia serta sosial geografi yang mempelajari dampak perilaku manusia terhadap alam.

"Idealnya siswa jurusan IPA menerima 65 persen materi fisika geografi dan 35 persen sosial geografi, sedangkan siswa jurusan IPS menerima 65 persen materi sosial geografi dan 35 persen materi fisika geografi," tuturnya.

Rombak sejak SD

Selain itu, perubahan kurikulum geografi juga harus dilakukan pada setiap jenjang sekolah dasar, sekolah menengah pertama, hingga sekolah menengah atas agar urutan pelajaran dapat diberikan sesuai pertumbuhan kognitif siswa dan tidak terjadi pengulangan materi.

"Sekarang ini yang terjadi pelajaran tentang peta yang diterima oleh siswa SD, SMP, dan SMA relatif sama sehingga bukannya siswa bertambah pintar membaca peta tetapi malah mengalami kejenuhan," tuturnya.

Pelajaran geografi di tingkat SMP yang dikategorikan sebagai mata pelajaran IPS, lanjut Abdul, juga berpotensi mendangkalkan materi pelajaran yang disampaikan kepada para siswa karena dibebankan kepada guru yang berlatar belakang ilmu ekonomi, geografi, atau sejarah.

Rencananya, Abdul mengatakan usulan tersebut akan diajukan secara resmi oleh APGI pada kongres nasional Oktober 2012 dan diharapkan dapat terealisasi pada perubahan kurikulum sekolah yang akan dilaksanakan pemerintah pada 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau