Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6,7 Juta Tunaaksara

Kompas.com - 14/09/2012, 02:19 WIB

Jakarta, Kompas - Indonesia dinilai melampaui target pendidikan untuk semua dalam penuntasan ketunaaksaraan hingga 1 juta orang. Namun, masih terdapat 6,7 juta jiwa individu tunaaksara dan mayoritas berada di kawasan timur Indonesia.

Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Lydia Freyani Hawadi, Kamis (13/9), mengemukakan, daerah dengan jumlah tunaaksara tinggi antara lain Papua, Papua Barat, Maluku, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, dan Jawa Timur. ”Kondisi geografis yang sulit dijangkau tutor tunaaksara jadi salah satu penyebab,” ujarnya.

Tahun 2004, jumlah penduduk tunaaksara dewasa di Indonesia 15,4 juta jiwa. Jumlah itu menyisakan 6,7 juta jiwa.

Merujuk target yang harus tuntas sesuai kesepakatan pada Konferensi Tingkat Tinggi di Dakkar tentang pendidikan untuk semua, yakni 7,7 juta jiwa, jumlah itu melampaui target 1 juta orang. Namun, tetap saja belum tuntas.

Penuntasan tunaaksara makin sulit karena tempat tinggal penduduk tunaaksara tersebar di daerah terpencil. Untuk mencapainya, dibutuhkan tutor aksara andal dan berkomitmen tinggi.

”Jadi tutor aksara berat karena perlakuannya harus individual dan intensif,” kata Lydia.

Ancaman buta aksara juga dialami 59.000 anak TKI di Malaysia. ”Mereka tersebar di beberapa perkebunan,” kata Ahmad Rizali, Direktur Program Pendidikan Pertamina Foundation, yang Juli lalu memantau kondisi pendidikan anak TKI di Sabah.

Data Konsulat Jenderal Kota Kinabalu, 400 perusahaan sawit mempekerjakan 500.000 TKI. Pihak Kemdikbud diharapkan membentuk satuan tugas.

Direktur Pendidikan Masyarakat Ditjen PAUD Kemdikbud Ella Yulaelawati menambahkan, khusus di daerah seperti Papua ada persoalan SDM dan infrastruktur. Tantangan kian berat karena banyak bahasa ibu. ”Ada masalah ego bahasa juga.”

Untuk daerah seperti itu, lanjut Lydia, diperlukan kerangka hukum jelas berbentuk peraturan daerah khusus pendidikan. ”Kami harap ada komitmen kuat daerah agar anggaran fungsi pendidikan benar-benar 20 persen dari APBD,” ungkapnya.

Penghargaan

Terkait upaya daerah mengatasi tunaaksara, tahun ini dua gubernur menerima penghargaan dari Kemdikbud. Gubernur Jatim Soekarwo dan Gubernur Kalimantan Tengah A Teras Narang akan menerima anugerah keaksaraan di Palangkaraya.

Anugerah Aksara Utama diterima Jatim atas komitmen mengalokasikan dana APBD tertinggi untuk peningkatan keaksaraan. Kalteng menerima penghargaan Aksara Madya karena dinilai berhasil meraih pencapaian maksimal dan perhatian terhadap program keaksaraan masyarakat marjinal. (LUK/ELN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com