PALANGKARAYA, KOMPAS.com- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, aksara perlu dikenalkan untuk membebaskan masyarakat. Masyarakat yang tidak mengenal aksara akan terisolasi dari komunikasi global dan tak bisa berinteraksi dengan penduduk lain di dunia.
"Kenapa kita perlu repot mengenalkan aksara?" tanya Nuh dalam puncak peringatan Hari Aksara Internasional ke-47 di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Minggu (16/9/2012).
Huruf dan angka adalah simbol yang menjadi konsensus dunia. Jika tak mengenal simbol itu, masyarakat akan terisolasi dari komunikasi global.
Bumi sama tapi kalau hanya masyarakat tertentu yang bisa berkomunikasi tentu tidak adil. "Itu tidak boleh terjadi dan harus diatasi," katanya.
Saat ini, terdapat 6,7 juta jiwa tunaaksara di Indonesia. Jumlah itu sekitar empat persen dari penduduk dewasa di Indonesia. Mayoritas tunakasara adalah masyarakat berusia lebih dari 30 tahun.
Nuh mengakui, jumlah penduduk tunaaksara itu masih banyak. Karena itu, kita harus membebaskan saudara-saudara kita dari kebutaaksaraan agar memiliki kesempatan untuk berinteraksi seperti penduduk lain di dunia, katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.