Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UN Diperketat, 20 Tipe Soal Berazas Keadilan

Kompas.com - 17/09/2012, 21:45 WIB
Ali Sobri

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerhati pendidikan Arief Rahman mendukung rencana pemerintah untuk membuat tipologi soal Ujian Nasional (UN) menjadi dalam 20 tipe soal yang beragam. Hanya saja, ia memandang strategi akuntabilitas ini tetap harus memenuhi standar kualitas pendidikan evaluasi yang merata.

"Jadi walau pun tipologi soalnya beragam, tetapi materi soal yang dievaluasikan tetap berbobot sama. Ini berlaku dari Banda Aceh sampai Timika, tidak boleh ada perbedaan untuk mengejar mutu pendidikan kita," katanya kepada Kompas.com, Senin (17/9/2012).

Arief mengatakan juga, tipe soal UN yang beragam ini diupayakan agar dapat meminimalisir bentuk kecurangan. Karenanya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mesti memperhatikan proses penyusunan tipologi soal agar tetap mementingkan kualitas dan mengindahkan azas keadilan.

"Selain lebih meningkatkan soal kualitas soal, penyusunan tipologi soal juga perlu perhatian pemerintah. Manajemen evaluasi perlu diperketat, bagaimana mengevaluasi, mengapa kita perlu mengevaluasi tersebut. Harus dibuat sebuah manajeman evaluasi yang ketat dan tegas sehingga UN menjadi lebih berwibawa," terangnya mengharapkan pemerintah untuk memperketat pengawasan UN 2013 nanti.

"Ini juga soal manajemen evaluasi yang sering tersandung saat pelaksanaan UN. Perlu diingatkan bahwa penyertaan nilai semester 3,4 dan 5 untuk SMA dan SMK ini tetap diberlakukan dengan sistem 60/40. Jadi ujian sekolah, tetap akan terkait dengan nilai ujian nasional," katanya.

Sebelumnya, pemerintah berencana membuat 20 tipe soal UN pada 2013 nanti. Hal ini disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh dalam rapat kerja dengan Komisi Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat, Senin (10/9/2012) lalu. Pengetatan tersebut dilakukan untuk meminimalisir kecurangan UN dan juga terkait rencana pemerintah untuk mengintegrasikan hasil ujian sebagai tiket masuk perguruan tinggi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com