Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Ada Sistem Pencegah di Sekolah

Kompas.com - 21/09/2012, 02:35 WIB

Jakarta, Kompas - Perundungan atau bullying masih kerap terjadi di sekolah karena hingga saat ini belum ada sistem pencegahnya. Sekolah justru sering menutup-nutupi kasus ini karena khawatir jika terungkap bisa merusak citra sekolah.

”Karena itu, gerakan anti- bullying harus diperluas, termasuk meningkatkan kesadaran semua pihak terhadap bahaya bullying,” kata Diena Haryana, Ketua Yayasan Semai Jiwa Amini, di Jakarta, Kamis (20/9).

Yayasan Semai Jiwa Amini bergerak dalam kampanye anti-bullying di sekolah-sekolah. Hal ini didasarkan pada temuan maraknya bullying senior kepada yunior ataupun guru kepada siswa di sekolah.

Polisi sering memproses kasus

bullying sebagai kasus pidana dan menetapkan pelakunya sebagai penjahat. ”Padahal, pelaku dan korban sama-sama korban, yang butuh pendampingan orang dewasa dengan cara-cara bijaksana,” kata Diena.

Pada 2008, Yayasan Semai Jiwa Amini yang bergerak dalam isu bullying mencatat tiga siswa tewas dalam kegiatan masa orientasi siswa. Pada 2009, jumlah korban bertambah jadi empat siswa dan dua calon mahasiswa.

World Vision Indonesia mencatat, tahun 2008 ada 1.626 kasus bullying dan tahun 2009 naik menjadi 1.891 kasus (891 kasus terjadi di sekolah).

Disebarluaskan

Upaya untuk menyebarluaskan gerakan anti-bullying mulai dilakukan di sejumlah sekolah di Jakarta. Di SMA Negeri 99 Jakarta, misalnya, sekitar 900 siswa mengikuti kampanye anti- bullying (anti-perundungan).

”Kami ingin melakukan tindakan preventif supaya bullying tidak terjadi di sekolah. Pengetahuan ini penting untuk menyadarkan siswa tentang dampak buruk bullying,” kata Indratmodjo, Wakil Kepala SMAN 99 Jakarta Bidang Hubungan Masyarakat, di sela seminar bertajuk ”Kepribadian Karakter Bangsa dan Anti-bullying”. (ELN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com