Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erry: Koruptor Dilarang Injakkan Kaki di Kampus UI Seumur Hidup

Kompas.com - 21/09/2012, 18:05 WIB
R. Adhi Kusumaputra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon Rektor Universitas Indonesia Prof. Dr. Erry Yulian Triblas Adesta menyampaikan gagasan, semua jenis dan kasus tindakan korupsi yang dilakukan baik oleh tenaga akademik, nonakademik, mahasiswa, maupun alumni Universitas Indonesia, akan mendapat hukuman tambahan dari UI yaitu terpidana dilarang menginjakkan kaki untuk seumur hidupnya di kampus UI manapun.

"Karena lebih bersifat mencegah, hukuman tambahan ini tidak berlaku surut," demikian gagasan yang disampaikan Prof. Dr. Erry Yulian Triblas Adesta, salah satu calon Rektor Universitas Indonesia, sebagai langkah nyata dukungan UI terhadap langkah pencegahan dan pemberantasan korupsi di Indonesia.

Menurut Erry, gagasan itu akan diterapkannya seandainya ia terpilih sebagai Rektor UI tahun 2012-2017 dan setelah mendapat persetujuan dari musyawarah Organisasi Penyelenggara UI. Langkah ini, kata Erry, demi pengembangan dan pembangunan karakter bangsa dan untuk menjaga nilai-nilai luhur dalam falsafah Pancasila.

"Selain itu, langkah ini juga sebagai tindakan preventif dan demi mencegah keterlibatan tenaga akademik, nonakademik, mahasiswa, maupun alumni UI melakukan tindak korupsi," kata Erry hari Jumat (21/9/2012).

Erry memiliki visi menjadikan Universitas Indonesia universitas terunggul di Asia untuk menuju status universitas riset kelas dunia (world class research university).

Misinya, membangun tata pamong dan tata kelola universitas yang otonomi dan mandiri berdasarkan asas Veritas (Kebenaran), Probitas (Kejujuran) dan Justitia (Keadilan) dalam mewujudkan Good University Governance.

Selain itu, meningkatkan kemampuan dan peringkat publikasi ilmiah dan perolehan hak atas kekayaan intelektual universitas menuju peringkat terunggul Asia melalui pelaksanaan riset yang bersifat multi dan lintas disiplin dengan dukungan sumber daya manusia dan sumber dana internal dan eksternal universitas, serta menjadikan Universitas Indonesia sebagai ikon negara dan bangsa Indonesia yang berperan nyata dalam mendidik dan mencetak kaum intelektual kelas dunia.

Siapa Prof. Dr. Erry Yulian Triblas Adesta
Erry Yulian Triblas Adesta dilahirkan di Palembang pada 13 Juli 1962 sebagai anak sulung dari 7 bersaudara dari pasangan Edward Jarjis bin Sutan Malihan (guru STM Negeri 2 Palembang) dan Roslaini binti Anwar Hamzah (perawat di RS PT Stanvac, Sungai Gerong, Sumatra Selatan).

Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Xaverius I Palembang tahun 1981, Erry melanjutkan pendidikan Strata 1 di Fakultas Teknik Jurusan Mesin Universitas Sriwijaya Palembang.

Namun setelah berjalan kurang lebih setahun, mengingat statusnya sebagai anak sulung, dia memutuskan untuk masuk ke Politeknik Universitas Sriwijaya yang memungkinkannya untuk segera mandiri.

Berbekal beasiswa dari Polytechnic Education Development Centre (PEDC–ITB), dia melanjutkan pendidikan program Strata 1, Bachelor of Engineering di Polytechnic of Huddersfield, Inggris.

Pendidikan Strata 2, Master of Science in Integrated Manufacturing Systems diselesaikannya di University of Birmingham, Inggris dengan beasiswa dari Foreign and Commonwealth Office (FCO) Scholarship atau saat ini dikenal sebagai Chevening Scholarship (British Council). Gelar Doctor of Philosophy (PhD) in Engineering diperoleh dari University of Huddersfield, Inggris pada tahun 2001 dengan beasiswa penuh dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) – Kementerian Pendidikan Nasional.

Erry seorang yang sangat mencintai dan mengenal dengan sangat baik dunia pendidikan di berbagai strata, khususnya di Indonesia, Malaysia dan Inggris. 

Sepanjang karirnya sebagai dosen di tanah air, Erry terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan Dikti antara lain sebagai asesor Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi (BAN-PT), reviewer Penelitian Hibah Bersaing, reviewer Program Hibah Kompetisi Institusi (PHKI), trainer Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan lain-lain.

Kepiawaiannya mengelola kegiatan riset terlihat terutama sejak dia dipercaya untuk memegang jabatan sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah (LPPI) Universitas Tarumanagara Jakarta yang pertama (2004-2008) di mana kegiatan dan perolehan dana riset meningkat secara sangat signifikan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com