Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garap Kurikulum, Mendikbud Minta Masukan Kyai

Kompas.com - 22/09/2012, 18:58 WIB
Indra Akuntono

Penulis

REMBANG, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh mengunjungi Pondok Pesantren Raudhatut Tholibin, Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (22/9/2012) sore.

Ada maksud khusus di balik kedatangan Mendikbud ke pondok pesantren (ponpes) tersebut. Selain untuk bersilaturahim, Nuh sengaja meminta masukan pengasuh ponpes tersebut, yakni KH Mustofa Bisri alias Gus Mus terkait rencana pemerintah mengevaluasi dan membuat kurikulum pendidikan nasional yang baru.

"Ya silaturahmi saja, sekaligus diskusi soal pendidikan, soal kurikulum keagamaan terkait kurikulum pendidikan yang baru nanti," kata Nuh saat ditemui di lokasi.

Nuh menyampaikan, ponpes memiliki pengalaman yang sangat luar biasa terkait pendekatan kurikulum yang digunakan. Menurutnya, sudah sewajarnya jika ia melakukan diskusi dan meminta masukan dari alim ulama di lingkungan pesantren.

"Soal kurikulum, pesantren memiliki pengalaman yang luar biasa dalam menanamkan nilai dan membentuk karakter santrinya," ungkap mantan Rektor ITS itu.

Sementara itu, Gus Mus mengeluarkan pandangan yang sedikit menyindir kurikulum pendidikan nasional. Menurutnya, kurikulum pendidikan saat ini lebih terfokus pada penajaman kemampuan kognitif dan cenderung meremehkan nilai dasar dari ilmu itu sendiri, yakni perilaku dan karakter.

"Mata pelajaran kognitif dinilai sampai detail, sedangkan untuk perilaku nilainya hanya menggunakan huruf, sekelas bisa punya nilai sama," tandasnya.

Untuk diketahui, pemerintah tengah serius mematangkan kurikulum pendidikan nasional yang baru. Rencananya, kurikulum itu akan mulai digunakan mulai tahun ajaran 2013-2014.

Dalam proses pematangannya, Kemendikbud mengadopsi kurikulum dari negara-negara OECD yang dianggap sesuai untuk digunakan di Indonesia. Selain itu, negara-negara yang memiliki karakter kebangsaan kuat juga akan ditiru sebagian kurikulumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com