Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Tawuran, Fungsi Dinas Pendidikan Dipertanyakan

Kompas.com - 24/09/2012, 21:55 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Aksi brutal para pelajar SMA Negeri 6 dan SMA Negeri 70, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, seakan menemui puncaknya. Setelah bertahun-tahun terlibat tawuran, Senin (24/9/2012) siang, seorang pelajar tewas setelah kedua kelompok pelajar adu jotos.

Seringnya aksi tawuran antarkedua sekolah elite tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah fungsi pembinaan Dinas Pendidikan DKI Jakarta terhadap dua sekolah itu berlaku? Penegasan itu diungkapkan Samsul Ridwan, Sekjen Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) saat dihubungi Kompas.com, Senin petang.

"Saya memandang karena kasus ini sudah berulang kali terjadi. Artinya, Dinas Pendidikan DKI Jakarta tidak bisa mengurai masalah ini sampai ke akar-akarnya. Saya kira mereka yang bertanggung jawab akan hal ini," ujarnya.

Samsul melanjutkan, kasus-kasus tawuran di antara dua sekolah tersebut tidak pernah diselesaikan hingga ke akar permasalahan dan hanya diselesaikan hanya setiap ada kasus. Pada proses itu seharusnya Dinas Pendidikan DKI Jakarta sebagai pembuat kebijakan mengambil peran.

"Ada baiknya pihak pengelola sekolah, orangtua murid, pihak kepolisian, Dinas Pendidikan DKI, semuanya duduk bersama mencari akar masalah. Semua harus bersikap tepat," tambahnya.

Lebih jauh, ia melanjutkan, aksi brutal yang dilakukan pelajar itu disebabkan oleh sosialisasi perilaku terhadap orang dewasa. Namun, faktor tersebut seharusnya dapat diantisipasi oleh peran institusi pendidikan. Namun, akibat kurangnya kebijakan terpadu sekolah tersebut, membuat perilaku pelajar kian tak terbendung.

Pernyataan Samsul terkait dengan peristiwa tewasnya Alawi, pelajar SMA Negeri 6, Senin siang. Siswa Kelas X-6 tersebut tewas setelah mengalami luka bacok. Tiga korban luka lainnya adalah Farouq yang menderita luka di jari-jari dan lengan, Dimas mengalami luka di pelipis, dan Zurah mengalami luka di lengan dan punggung.

Keributan antara pelajar SMA Negeri 70 dan SMA Negeri 6 berlangsung saat jam pelajaran usai,  sekitar pukul 12.15. Kelompok pelajar SMA Negeri 6 tengah menuju arah Bulungan. Saat tiba di bundaran Patung Tangan, belakang Blok M Plaza, rombongan siswa SMAN 70 pun datang menyerang.

Lantaran diserang tiba-tiba dengan menggunakan senjata tajam dan kalah jumlah, rombongan pelajar SMA Negeri 6 pun kocar-kacir melarikan diri ke arah timur. Yang menjadi korban adalah rombongan kecil yang menjadi kelompok terdepan, yakni Farouq cs.


Perkembangan berita tawuran pelajar SMA Negeri 70 dan SMA Negeri 6 dapat diikuti ditopik: Tawuran di Bulungan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com