Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akhirnya "Jalur Gaza" Jaksel Memakan Korban

Kompas.com - 25/09/2012, 06:18 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tawuran antarpelajar di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, seakan tidak ada habisnya dari tahun ke tahun. Sumbu itu seolah siap terbakar setiap siang hingga petang, saat kegiatan belajar-mengajar usai.

Dua SMA Negeri yang terhitung elit di Jakarta menjadi nama utama yang selalu mendengung di telinga petugas kepolisian setempat. Sayang bukan prestasi akademik yang membuat mereka terkenal di mata petugas kepolisian.

"Prestasi" negatif, biang tawuran yang melekat di kepala polisi di wilayah Jaksel bila menyebut nama kedua sekolah itu. Begitu seringnya tawuran terjadi antara kedua sekolah itu hingga muncul sebutan "Jalur Gaza" oleh mantan Kapolrestro Jakarta Selatan Kombes Imam Sugiyanto. Jalur antara SMA 70 di Bulungan hingga ke SMA 6 di Jalan Mahakam, Kebayoran Baru, diidentikan dengan wilayah rawan konflik Palestina-Israel di Timur Tengah.

"Saking maraknya tawuran pelajar di wilayah yang sama, kami menyebutnya 'Jalur Gaza', jalur penyaluran adrenalin adik-adik kita siswa SMA," kata Kombes Imam Sugianto dalam sambutannya saat acara "Lepas-Sambut Kapolrestro Jakarta Selatan", Selasa (18/9/2012) malam.

Tidak hanya itu, tawuran pelajar ditempatkan Imam sebagai "kesibukan utama" di wilayah yang dipimpinnya selama satu tahun satu bulan itu. Intensitasnya ditempatkan di atas kasus narkoba, pencurian kendaraan bermotor, hingga tawuran antarorganisasi kemasyarakatan yang juga marak di Jakarta Selatan.

Tawuran tersebut selama ini sepertinya hanya berdampak pada terganggunya arus lalu lintas, terganggunya kegiatan warga, penangkapan sejumlah siswa yang akan segera dibebaskan pula, hingga dirawatnya beberapa pelajar yang menjadi korban luka.

Namun, Senin (24/9/2012) siang, penyelesaian yang tidak pernah tuntas itu harus dibayar mahal. Satu nyawa pelajar Kelas X SMAN 6, Alawy Yusianto Putra (15) melayang setelah dibacok penyerangnya dari SMAN 70.

Kapolsek Kebayoran Baru AKBP Adex Yudiswan dan Kapolrestro Jaksel Kombes Wahyu Hadiningrat yang sama-sama baru menduduki jabatan masing-masing langsung menggaungkan penyelesaian menyeluruh atas pertikaian antarkedua sekolah. "Upaya penyelesaian yang akan dilakukan lebih bersifat komprehensif," tandas AKBP Adex saat ditemui di SMAN 70.

Sementara itu, Kapolrestro Kombes Wahyu menegaskan akan melakukan upaya cegah-tangkal untuk menghindari jatuhnya korban jiwa berikutnya. "Besok kami akan undang pimpinan kedua sekolah dan membicarakan penyelesaian yang menyeluruh," tegas Wahyu.

Penyelesaian menyeluruh memang harus disegerakan. Orang tua/wali murid pun tentu mengawatirkan keadaan anak mereka jika sekolah tempat belajar mereka terhitung rentan konflik dengan sekolah lain.

Hal tersebut sudah disuarakan Nova, ibunda Zurah (15), rekan Alawy yang dimintai keterangan penyidik Polrestro Jaksel. Ia menginkan anaknya pindah sekolah. "Tapi, yah anaknya masih ingin sekolah di situ. Padahal semua tahu sekolah itu suka tawuran," keluh Nova.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com