JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerhati pendidikan anak, Seto Mulyadi, menilai tawuran antarpelajar terjadi karena tak ada tindakan tegas pada para pelakunya. Hal itu disampaikannya menanggapi kembali terjadinya tawuran antarpelajar, khususnya antara SMAN 6 dan SMUN 70 di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan.
"Saya kira terkesan ada pembiaran, baik dari Kementerian Pendidikan maupun dari Dinas Pendidikan DKI Jakarta," kata Seto kepada Kompas.com, Selasa (25/9/2012).
Untuk itu, ungkap Seto, pihak-pihak terkait harus menangani permasalahan yang terjadi turun-temurun dengan lebih serius. Misalnya, diawali dengan konsolidasi bersama, antarkepala sekolah, guru, siswa, dan alumni di kedua sekolah yang terlilit konflik.
"Konflik antarkedua sekolah itu sudah terjadi turun-temurun. Jika tak segera ditangani, sama dengan melanggar Pasal 54 UU Perlindungan Anak," tegasnya.
Kemarin siang sekelompok siswa SMUN 70 menyerang gerombolan kecil siswa SMAN 6 yang tengah bersiap meninggalkan sekolah di belakang Plaza Blok M. Alhasil, beberapa siswa SMAN 6 mengalami luka-luka dan seorang siswa tewas dalam perjalanan ke rumah sakit setelah terkena luka bacok di bagian dada.
Menanggapi hal itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengaku prihatin dan mempertanyakan peran Dinas Pendidikan DKI Jakarta yang sebelumnya memberi garansi konflik antarsekolah di Bulungan sudah tertangani. Sampai berita ini diturunkan, Disdik DKI Jakarta belum memberikan keterangan apa pun.
Berita terkait peristiwa ini dapat diikuti dalam topik "Tawuran SMA 70 dan SMA 6"
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.