JAKARTA, KOMPAS.com - Perkelahian pelajar antara SMA Negeri 6 dan SMA Negeri 70 yang menewaskan Alawy Yusianto Putra (15) membuat berbagai pihak prihatin, tak terkecuali alumni kedua sekolah tersebut. Salah satunya adalah mantan pembalap era 1980-an Alex Asmasoebrata.
"Tentunya kejadian seperti ini sangat memprihatinkan. Terlebih lagi karena tawuran kerap dianggap sebagai hal yang biasa. Karena itu, saya harap semua alumni bisa mengerahkan upaya yang kita bisa untuk mencegah hal serupa terulang lagi," jelas ayah pembalap Alexandra Asmasoebrata ini.
Alumnus SMA Negeri 6 angkatan tahun 1970 ini juga meminta adanya tindakan tegas kepada sekolah dan para guru serta kepala sekolah yang siswanya sering terlibat tawuran. Alex mengatakan, kepala sekolah dan guru-guru itu semestinya dapat menangani para muridnya untuk tidak berbuat kekerasan. Ia berpendapat bila guru tak dapat menangani siswanya, sebaiknya dipindahtugaskan.
"Begitu juga dengan sekolahnya, kalau sering terlibat tawuran, grade atau peringkatnya sebaiknya diturunkan," ujarnya.
Alex juga mengusulkan adanya studi banding ke sekolah-sekolah yang dulunya kerap terlibat tawuran, tetapi kini justru tidak pernah terlibat perseteruan. Ia mencontohkan siswa-siswa sekolah penerbangan atau STM yang dulu sangat sering berkelahi, tetapi kini tidak pernah lagi. Dengan studi banding tersebut, diharapkan siswa dapat meniru cara menghentikan kegiatan tak bermanfaat tersebut.
Alex juga berharap agar pelaku tawuran, terutama yang berakibat hilangnya nyawa seseorang seperti kasus Alawy, bisa ditindak dengan semestinya. "Semua yang terkait jangan menganggap masalah ini cuma sebagai kenakalan remaja biasa. Yang namanya melanggar hukum, ya harus ditindak secara hukum," ujarnya.
Alex beserta beberapa alumni SMA Negeri 6, SMA Negeri 9 dan SMA Negeri 11--yang kemudian dilebur menjadi SMA Negeri 70--secara khusus datang ke Mapolda Metro Jaya untuk bertemu dengan Kepal Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Untung Suharsono Rajab. Dalam pertemuan yang digelar tertutup ini, para alumni memberikan usul serta masukan mengenai penghentian perkelahian antarpelajar kedua sekolah tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.