Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurikulum Berbasis Kompetensi untuk Pengusaha Spa

Kompas.com - 27/09/2012, 17:40 WIB
Thomas Pudjo Widijanto

Penulis

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Untuk membimbing usaha terapi Spa, Pemprov DI Yogyakarta terus mengadakan sosialisasi, agar kegiatan itu menyasar sebagai pengobatan alternatif yang benar-benar memberikan layanan kesehatan.

Di samping memberikan standar sertifikasi kepada para spa terapis, kini dipersiapkan untuk membuat kurikulum berbasis kompetensi, untuk kalangan pengusaha spa.

Hal itu diungkapkan Ketua Asosiasi Spa Terapis Indonesia (ASTI), Listiani Warih Wulandari SE MM, dalam pertemuan dengan pengusaha spa dan para terapis (pemijat) di Yogyakarta, Kamis (27/9/2012) ini. Acara itu diprakarsai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman.

Pertemuan berlangsung sangat cair, dengan bebas para pengusaha spa dan terapis menyampaikan keluh kesahnya menyangkut usaha mereka.

Wulandari menyatakan, ada tingkatan dalam dunia spa mulai dari tingkat satu  yaitu usaha kecil, tingkat dua disebut usaha menengah, dan ketiga usaha besar yang memberikan jasa sampai spa bertaraf internasional.

Walaupun belum seluruhnya, masing-masing tingkatan itu bagi seorang terapis harus memiliki sertifikat. "Ada lembaga sertifikasi yang bertindak sebagai penguji," tegasnya.

Menurut Wulandari, sertifikasi spa itu tidak harus selalu berpedoman pada standar yang digariskan oleh penguji sertifikasi. Namun semua didasarkan pada standar operasional (SOP) yang digariskan oleh perusahaan spa masing-masing.

"Minimal para terapis mampu memiliki lima kemampuan dasar memijit, itu patokannya. Namun soal etika, misalnya mijat terpaksa harus dengan kaki, itu merupakan standar dari perusahaan masing-masing. Yang penting etika itu tetap harus terjaga," katanya.

Standarisasi yang disertai sertifikasi ini, menurut Wulan amat penting, karena akan diciptakan terapis yang profesional, yang benar-benar berorientasi pada penyembuhan dan kesehatan.

Karena itu Pemprov DI Yogyakarta kini sedang menggagas lahirnya kurikulum berbasis kompetensi untuk kegiatan spa, sehinggaakan lahir profesional-profesional spa yang terukur kemampuannya.

"Bahkan pemerintah DIY berkeinginan, spa khas Yogyakarta yang memiliki kekhasan terapi tempo dulu dan bersumber pada kekayaan alam Indonesia. Kurikulum itu sedang dipersiapkan, itupun kalau Gubernur DIY menyetujui," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com