JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh memanggil Kepala SMAN 70 dan SMAN 6, beserta komite kedua sekolah tersebut, Jumat (28/9/2012) siang. Mendikbud mengaku memanggil kepala kedua sekolah itu secara khusus untuk membahas langkah konkrit pascatawuran antarpelajar yang terjadi di kawasan Bulungan, Senin lalu itu.
Nuh mengatakan, kasus kedua sekolah ini berbeda dengan kasus tawuran antarpelajar yang terjadi di wilayah lain. Pasalnya, kasus tawuran kedua sekolah tersebut terus berulang dan Nuh ingin menyelesaikan konflik berkepanjangan di antara keduanya.
"Kasusnya beda, kami fokus pada kasus 70 dan 6 dahulu. Semuanya kita panggil untuk bersama mencari langkah konkrit penyelesaiannya," kata Nuh saat ditemui Kompas.com di gedung Kemendikbud, Jakarta, Jumat (28/9/2012).
Dalam pertemuan ini, Mendikbud juga mengundang Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Kemendikbud, Hamid Muhammad, dan Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Taufik Yudi Mulyanto.
Kasus tawuran antarpelajar yang melibatkan SMAN 70 dan SMAN 6 memang berbeda dari kasus tawuran lainnya. Konflik kedua sekolah elit ini dipicu oleh dendam turun temurun sejak era 90-an. Terakhir, seorang siswa SMAN 6 diketahui kehilangan nyawa setelah mendapatkan luka akibat sabetan celurit di bagian dada. Tersangka pembacokan adalah seorang siswa SMAN 70 dan saat ini tengah diamankan di Polres Jakarta Selatan.
Berita terkait peristiwa ini dapat diikuti dalam topik "Tawuran Berdarah"