Maumere, Kompas -
Peristiwa di Sikka menambah panjang daftar kecelakaan kapal di perairan Indonesia. Dalam sepekan ini setidaknya terjadi tiga kecelakaan laut. Kamis dini hari, KMP Bahuga Jaya bertabrakan dengan kapal tanker MT Norgas Cathinka ketika tengah menyeberangkan 213 penumpang dari Merak, Banten, ke Bakauheni, Lampung. Kejadian itu menewaskan tujuh orang.
Jumat siang, kapal perang KRI Klewang 625 terbakar di area dermaga TNI AL Banyuwangi, Jawa Timur. Khusus terhadap tenggelamnya KMP Bahuga Jaya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan dilakukan investigasi menyeluruh.
”Kami meminta investigasi dilakukan karena laporan yang saya terima, kapal kita ditabrak oleh kapal Singapura,” ujar Yudhoyono, Jumat (28/9) siang, saat berada di New York, Amerika Serikat. Hal ini disampaikannya dalam jumpa pers di akhir kunjungannya ke Amerika Serikat.
Sebanyak 40 penumpang KMP Bahuga Jaya hingga Sabtu dilaporkan masih dalam pencarian. Mereka diperkirakan terjebak di dalam kapal atau terjepit di dalam kendaraan mereka.
Data korban hilang dipampang di pos koordinasi Badan SAR Nasional di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Sabtu (29/9). Hingga Sabtu sore, total ada 26 warga yang melaporkan anggota keluarganya belum ditemukan. Umumnya, warga melapor ke posko Basarnas dengan menelepon atau mengirimkan pesan singkat melalui telepon seluler.
Kepala Kepolisian Resor Sikka Ajun Komisaris Besar Ghiri Prawijaya menyatakan, terbaliknya kapal motor di perairan Sikka tengah diselidiki.
Kapal itu belum punya nama karena baru saja diluncurkan oleh pemiliknya, Bonvasius Ngaji. Kejadian bermula ketika perahu motor itu bertolak dari Desa Lidi ke Maruliwu, Jumat sore. Kapal yang dinakhodai Arnoldus Bega (53) itu membawa sekitar 30 penumpang. Namun, selepas pantai tiba-tiba kapal dengan bobot mati sekitar 6 ton itu terbalik.
”Dari laporan sementara, kapal itu mengalami kondisi yang tak seimbang,” ujar Ghiri.
Saat kejadian, warga yang tercebur ke laut berenang ke darat karena titik kejadian dengan bibir pantai hanya 500 meter. Penumpang yang muda dan lebih kuat juga membantu mengevakuasi penumpang yang telah berusia lanjut. Setibanya di tepi pantai Lidi, penumpang kapal langsung dievakuasi dengan perahu nelayan setempat ke puskesmas di Maruliwu.
Korban tewas adalah Liberatus Nande (80), warga Desa Ladolaka, dan Lambertus Laba (30), warga Desa Tuanggeo, Palue. Keduanya tewas ketika dievakuasi ke puskesmas, Jumat sore. Adapun seorang korban lainnya, Maria Meti (80), warga Tuanggeo, meninggal di rumahnya pada Sabtu pagi.
Hingga Sabtu, tiga penumpang kapal lainnya masih dirawat di Puskesmas Uwa, yakni Maria Lebi (66), warga Desa Maruliwu, serta Maria Rodja (70) dan Ngaji Pio (68), warga Ladolaka.
Komandan Pangkalan TNI AL Maumere Letkol Laut (P) Andy Willy mengemukakan, kapal yang terbalik itu bukan kapal penumpang. ”Kapal ini adalah kapal ikan. Di sini belum ada kapal penumpang. Yang ada adalah kapal nelayan yang dipakai untuk mengangkut penumpang. Saya sudah mengingatkan para pemilik kapal agar mereka minimal memenuhi perlengkapan keselamatan, seperti jaket pelampung. Kalau tidak ada jaket pelampung, ya, yang sederhana bisa disediakan jeriken. Di dalam kapal ini sama sekali tidak ada jaket pelampung,” ujar Andy.