Jakarta, Kompas -
”TUK (tempat uji kompetensi) yang belum siap ada waktu sampai akhir Oktober,” kata Syawal Gultom, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Jakarta, Minggu (30/9).
Pelaksanaan uji kompetensi guru (UKG) online tahun ini dikhususkan bagi guru bersertifikat yang didata sebanyak 1.006.216 guru TK hingga SMA sederajat.
Pelaksanaan UKG online gelombang pertama pada akhir Juli lalu bermasalah, terutama karena gagal koneksi. Lebih dari 800 TUK tidak berfungsi sehingga guru gagal ujian. Ada juga guru yang bisa ujian, tetapi materi soal yang keluar tidak lengkap.
”Kami upayakan UKG gelombang kedua ini siap dan lebih baik. Penyiapan TUK yang umumnya di sekolah-sekolah yang memiliki laboratorium komputer sudah dinyatakan siap sehingga bisa melayani guru ujian dengan baik,” kata Syawal.
Unifah Rosyidi, Kepala Pusat Pengembangan Profesi Pendidik Kemdikbud, menyebutkan, untuk UKG online disiapkan 189 jenis soal, di antaranya untuk jenjang SMK sebanyak 121 jenis. Ada juga UKG online untuk kepala sekolah dan pengawas.
”Guru rugi jika tidak ikut UKG. Hasil UKG ini akan dipakai untuk pengembangan dan pendidikan guru, yang selama ini diabaikan. Hasil UKG ini untuk pemetaan dan tidak ada kaitannya dengan pembayaran tunjangan profesi guru,” ujar Unifah.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia Sulistiyo meminta UKG
Sementara itu, ancaman boikot UKG dilakukan sejumlah guru. Retno Listyarti, Sekretaris Jenderal Federasi Guru Seluruh Indonesia, mengatakan, guru-guru yang masuk dalam jaringan ini sudah melakukan boikot sejak UKG gelombang pertama dan akan melanjutkannya pada gelombang kedua nanti.