Tawuran, Imbas Relasi yang Tak Baik

Kompas.com - 02/10/2012, 17:42 WIB
Riana Afifah, Indra Akuntono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Tawuran demi tawuran antarpelajar beberapa waktu lalu dinilai terjadi karena tak adanya relasi yang setara antara siswa. Senioritas yang kental memunculkan bibit kekerasan pada anak sehingga berujung pada tawuran.

Pengamat pendidikan dari Universitas Negeri Jakarta, Lody Paat, mengatakan bahwa relasi antarsiswa harus setara. Selain itu, relasi antara siswa dan guru juga harus lebih dekat sehingga terjadi kesinambungan sosial dalam dunia pendidikan.

"Kuncinya ada pada relasi tersebut. Akibat tidak ada relasi yang baik muncul masalah-masalah seperti ini," kata Lody, saat dijumpai di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Kalibata, Jakarta, Selasa (2/10/2012).

Dia juga menjelaskan bahwa perombakan kurikulum dengan memadatkan materi pelajaran peserta didik bukanlah solusi yang tepat untuk menghindari bahaya tawuran antar pelajar yang marak terjadi. Tak hanya itu, Lody juga mengingatkan agar kekerasan dalam sekolah, seperti hukuman fisik dari guru kepada siswanya harus mulai dikikis. Hal tersebut, lanjutnya, dapat mengganggu perkembangan anak dan menjadikan anak menghalalkan bentuk kekerasan pada orang lain termasuk pada teman sebayanya.

Sekolah komunitas

Lody mengusulkan pula agar pemerintah dapat mulai mengkampanyekan sekolah-sekolah kecil dengan jumlah murid yang tidak terlalu banyak. Menurutnya, akan lebih baik jika dibangun sekolah komunitas yang menampung siswa dalam jumlah kecil sehingga hubungan antar siswa dan hubungan antar guru dan siswa dapat terjalin dengan baik.

"Sekarang satu sekolah menerima langsung ribuan. Jadi banyak yang tidak saling kenal. Guru juga begitu tidak mengenali dengan baik muridnya," ujarnya.

Dia menjelaskan, relasi yang bisa dibangun dengan baik dalam sekolah komunitas ini adalah antara guru dengan murid, guru dengan guru, dan relasi guru dengan keilmuannya. Relasi yang baik akan melahirkan pembangunan secara nasional.

Aktivis Koalisi Pendidikan ini juga menambahkan, relasi yang baik di dalam sekolah selain dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, meningkatkan kualitas, juga dapat menekan angka perkelahian antarpelajar. Pasalnya, guru dan siswanya dapat saling memahami kesulitan dalam proses belajar, dan peserta didik yang berada di sekolah merupakan siswa yang berasal dari wilayah di mana sekolah itu berdiri.

"Sekolah jadi menyenangkan karena kita mudah berkomunikasi dengan semua orang. Siswa-siswanya saling kenal, maka nggak mungkin berkelahi," tandasnya.


Berita terkait peristiwa ini dapat diikuti dalam topik "Tawuran Berdarah"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Terkini Lainnya

    Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

    Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

    Edu
    Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

    Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

    Edu
    Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus  dan AAU

    Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus dan AAU

    Edu
    BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

    BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

    Edu
    Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

    Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

    Edu
    “Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

    “Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

    Edu
    Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

    Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

    Edu
    Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

    Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

    Edu
    Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

    Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

    Edu
    Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

    Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

    Edu
    Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

    Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

    Edu
    Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

    Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

    Edu
    Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

    Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

    Edu
    Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

    Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

    Edu
    Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

    Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

    Edu
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau