Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/10/2012, 10:01 WIB
Amanda Putri Nugrahanti

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Peminat bahasa Indonesia di Australia dari tahun ke tahun terus menurun. Selain dipengaruhi iklim politik, hal itu disebabkan maraknya penggunaan bahasa Inggris di Indonesia. Akibatnya, warga Australia tak lagi memandang penting bahasa Indonesia.

George Quinn, pengajar Budaya, Sejarah, dan Bahasa dari Australian National University, mengungkapkan hal itu di Salatiga, Jawa Tengah, Selasa (2/10). Quinn yang merupakan Ketua Australian Society of Indonesian Language Educators datang ke Salatiga menghadiri Konferensi Internasional Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing.

Quinn menyebut realitas itu sebagai permasalahan serius di Australia selama 10 tahun terakhir. ”Dari TK hingga setingkat SMA di Australia setiap tahun kehilangan 10.000 siswa yang memutuskan keluar dari kelas Bahasa Indonesia. Di universitas, peminat bahasa Indonesia turun 37 persen dibandingkan 10 tahun lalu,” katanya.

Di Australia, Bahasa Indonesia selama ini masuk dalam kurikulum nasional, tetapi sifatnya pilihan. Quinn mengatakan, Bahasa Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Bahasa Jepang dan Perancis yang banyak dipilih siswa. Sejak dulu, Bahasa Indonesia menduduki peringkat yang sama, tetapi kini jumlahnya peminatnya merosot.

Tidak hanya di Australia, bahasa Indonesia juga dipelajari banyak warga dari Jepang, Korea, China, Amerika Serikat, Jerman, Rusia, Inggris, Meksiko, Italia, dan Uzbekistan.

Ketua Asosiasi Pengajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing Nyoman Riasa mengakui, semangat untuk mempelajari bahasa Inggris di Indonesia lebih tinggi ketimbang bahasa Indonesia. Dalam ujian nasional, misalnya, rata-rata nilai Bahasa Inggris justru lebih tinggi dibandingkan dengan Bahasa Indonesia. ”Padahal, banyak warga asing yang justru tertarik belajar bahasa Indonesia,” tutur Nyoman. (UTI)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    28th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com