Kak Seto: Boleh Tambah Jam Belajar, asal...

Kompas.com - 03/10/2012, 12:32 WIB
Ali Sobri

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com Upaya pemerintah untuk menangkal efek negatif siswa di luar sekolah dengan menambahkan jam belajar dan memadatkan kurikulum di sekolah disetujui oleh Ketua Dewan Pembina Komisi Perlindungan Anak Indonesia (Ketua Dewan Pembina KPAI) Seto Mulyadi. Hanya, pria yang akrab dipanggil Kak Seto ini meminta agar hak-hak anak dalam menempuh pendidikan di sekolah tetap dikedepankan, yaitu dengan meringankan materi kurikulumnya.

"Ada penambahan jam seperti itu silakan saja, yang penting kurikulum padat isinya dikurangi. Kembalikan lagi hak anak-anak agar mereka belajar dengan cara yang menyenangkan," katanya di Jakarta, Selasa (2/10/2012) malam.

Menurut Kak Seto, kurikulum yang terlalu padat dapat memicu siswa didik menjadi stres. Akibatnya, sejumlah siswa akan mencoba melampiaskannya melalui aksi kekerasan atau tawuran.

"Kurikulum yang padat kadang membuat anak jadi stres, apalagi guru-gurunya menyampaikan pelajaran tanpa murah senyum kepada anak-anak mereka, jadi stres meningkat. Emosi mereka salurkan pada hal-hal negatif seperti tawuran," tambahnya.

Kak Seto menyarankan, jam belajar yang semakin banyak di sekolah tak boleh didominasi materi kurikulum yang bersifat teori belaka. Menurutnya, jam-jam kelas pengembangan diri dan cita-cita harus ditingkatkan dan dilaksanakan dengan benar di sekolah.

Selain itu, lanjutnya, sekolah harus menciptakan ruang belajar yang sangat ramah bagi anak didik. Kondisi kelas yang ramah akan membantu pengembangan nilai-nilai positif dalam diri anak dan remaja.

"Intinya marilah kita ciptakan sekolah yang ramah kepada anak-anak kita. Kadang, yang membuat mereka menjadi keras adalah asalnya dari kekerasan yang ada di lingkungan mereka," ungkapnya.

Jika tawuran antarpelajar akhirnya terjadi, Kak Seto menegaskan bahwa sanksi tak hanya boleh ditimpakan kepada anak-anak yang terlibat. Anak tak bisa disalahkan begitu saja.

"Jangan cuma salahkan anak remaja, tapi introspeksi orang dewasa juga. Kita kampanyekan anak-anak gembira, cinta damai, maka tanpa sadar kita orangtua yang membentuk mereka menjadi sekarang," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    Terkini Lainnya

    Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

    Cerita Novika, Alumnus UGM Jadi Penyuluh Pertanian di Daerah 3T

    Edu
    Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

    Kisah Pak Theo, Guru yang Mengajar Anak Suku Moskona di Teluk Bintuni, Papua Barat

    Edu
    Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus  dan AAU

    Profil Wamildan Tsani Panjaitan, Dirut Baru Garuda yang Lulusan Tanus dan AAU

    Edu
    BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

    BRIN Beri Beasiswa Program Degree By Research bagi S2-S3, Ada Bantuan UKT dan Riset

    Edu
    Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

    Ubah Wajah Industri Jamu, Irwan Hidayat Raih Gelar Honoris Causa dari Unnes

    Edu
    “Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

    “Pangan Kasih dari Hati ke Rasa”, Gerakan Solidaritas Orang Muda untuk Akses Pangan

    Edu
    Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

    Inovasi Siswa SMAN 8 Purworejo, Bikin Lampu Otomatis hingga Buka Pintu dengan KTP

    Edu
    Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan 'Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025'

    Perkuat Pendidikan Indonesia, Yasbil Luncurkan "Beasiswa Anak Teladan Indonesia 2025"

    Edu
    Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

    Tips Tembus Publikasi di Jurnal Bereputasi ala Pakar dari Ural Federal University, Rusia

    Edu
    Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

    Kisah Prof. Rainiyati, 12 Tahun Rampungkan Usaha Jadi Guru Besar Unja

    Edu
    Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

    Cerita Alumni Telkom University, Ikut Desain Mobil Kepresidenan MV3 Garuda

    Edu
    Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

    Perkuat “Growth Mindset”, 516 Beswan Djarum Diharapkan Temukan Potensi Diri

    Edu
    Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

    Mendikdasmen Ingin Ada Pramuka Bhayangkara di Sekolah, Apa Itu?

    Edu
    Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

    Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil, UI Akui Harus Lakukan Perbaikan Internal

    Edu
    Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

    Cerita 2 Profesor Perempuan Unej, Susul Suami Jadi Guru Besar di Fakultas yang Sama

    Edu
    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau