JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra tengah tak mesra pascakemenangan pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI Jakarta. Para elit PDIP merasa Partai Gerindra memanfaatkan Pilkada untuk peningkatan elektabilitas partai maupun Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Apa tanggapan Jokowi atas situasi itu?
Jokowi merasa tidak ada perpecahan antara PDIP dengan Gerindra, baik sebelum maupun pascakemenangan di Pilkada DKI.
"Kalau pecah enggak menang, dong. Setelah menang, yah enggak. Tetap enggak ada masalah," kata Jokowi, seusai bersilatuhrahmi dengan Fraksi PDIP, di Gedung Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (5/10/2012).
Rapat yang dipimpin Ketua Fraksi PDIP Puan Maharani itu dihadiri puluhan politisi PDIP. Rapat itu juga diikuti Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat.
Jokowi juga yakin nantinya dapat menghadapi fraksi lain selain PDIP dan Gerindra di DPRD DKI Jakarta. Seperti diketahui, PDIP dan Gerindra hanya memiliki 17 kursi di DPRD. Jokowi tak mempermasalahkan jumlah kursi parpol pendukung di DPR. Yang terpenting, menurut dia, adalah komunikasi.
"Asal kita bisa mempresentasikan program dengan baik dan orientasinya semua untuk rakyat, untuk kota. Saya kira semua akan bisa menerima. Ini masalah komunikasi saja," pungkas kader PDIP itu.
Dinamika hubungan PDI Perjuangan dan Gerindra pasca Pilkada DKI dapat diikuti dalam topik "Ada Apa dengan PDI-P dan Gerindra?"
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.