Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Kronologis Penolakan ASS oleh Sekolah

Kompas.com - 08/10/2012, 17:23 WIB
Riana Afifah

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Niat ASS (14) untuk kembali bersekolah dan berkumpul bersama teman-temannya berakhir tragis. Setelah pihak sekolahnya, SMP Budi Utomo di Depok, melarangnya kembali bersekolah dengan terang-terangan di depan seluruh murid dalam upacara bendera tadi pagi, Senin (8/10/2012), ASS akhirnya pulang tanpa mengikuti ujian tengah semester yang semestinya dijalani hari ini. Seorang guru memintanya keluar dari kelas setelah ASS memutuskan masuk ke kelas seperti upacara.

Menurut keterangan RG, ibu ASS, pengelola yayasan mengumumkan bahwa sekolah tidak dapat menerima kembali siswa yang telah mencoreng nama baik sekolah. ASS sendiri merupakan korban penculikan dari sindikat perdagangan manusia untuk keperluan seks komersial. Selama satu minggu, ASS disekap oleh penculiknya dan dibawa berpindah tempat agar tidak dapat ditemukan. Setelah ditemukan, ASS berniat kembali ke sekolah pada hari ini.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Arist Merdeka Sirait, menuturkan, ASS tidak masuk sekolah selama 10 hari setelah disekap selama seminggu oleh oknum berinisial J yang merupakan anggota sindikat perdagangan manusia untuk seks komersial.

"Seminggu disekap. Tiga hari sisanya, ia ikut penyidikan. Jadi praktis 10 hari tidak sekolah," kata Arist saat dihubungi Kompas.com, Senin sore.

Arist pun menuturkan kronologis kejadian peristiwa yang menimpa ASS hingga mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari pihak sekolah tadi pagi. Awalnya, ASS berkenalan dengan oknum berinisial J melalui jejaring sosial Facebook hingga akhirnya dibawa kabur dan disekap.

Selama penyekapan tersebut, ASS dibawa berpindah tempat untuk menghilangkan jejak. Rencananya, ASS akan dijual oleh sindikat perdagangan manusia ini ke Batam. Namun baru sampai wilayah Parung, ada orang yang mengenali ASS dan segera melapor ke polisi setempat.

Dari laporan tersebut, ASS berhasil diselamatkan dan aksi J terbongkar oleh pihak kepolisian. Setelah itu, ASS diminta bekerja sama dengan kepolisian untuk menunjukkan lokasi dirinya dilarikan. Selama tiga hari, ASS menjalani proses penyidikan bersama aparat.

Saat pihak keluarga masih menanti hasil dari penyidikan dan selama tenggat waktu tersebut, ASS mengungkapkan keinginannya untuk kembali bersekolah. Bertepatan dengan berlangsungnya UTS, ASS datang ke sekolah diantar oleh ibundanya, RG.

Namun belum lama ASS berada di sekolah, RG ditelpon untuk diminta kembali datang ke sekolah. Ketika RG tiba, putri sulungnya turun dari kelasnya dengan menyandang tas sambil menangis. Setelah ditanya, ASS bercerita mengenai sindiran pembina upacara tadi pagi dan tindakan guru yang mengusirnya saat di kelas.

RG yang tidak menerima perlakuan semena-mena dari pihak sekolah segera melaporkan kepada KPAI yang selama ini telah membantu dan mendampingi keluarganya dalam menghadapi kasus penculikan dan pemerkosaan yang menimpa putrinya.

"Setelah dari sekolah, langsung melapor pada kami. Kami akan langsung tindaklanjuti karena berdasarkan kronologis, sikap guru tersebut tidak tepat," tandasnya.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada keterangan dari sekolah mengenai insiden ini. Kompas.com tengah berupaya mendapatkan keterangan dari pihak sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com