Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghargaan untuk Memutus Mata Rantai Stigma

Kompas.com - 09/10/2012, 03:37 WIB

Jakarta, Kompas - Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia meraih penghargaan Dr Guislain Award dalam rangka Hari Kesehatan Jiwa Sedunia, 10 Oktober 2012, di Ghent, Belgia. Lembaga yang disponsori Janssen Research & Development dan Museum Dr Guislain ini memberi dana 50.000 dollar AS (sekitar Rp 480 juta) untuk kelangsungan program memutus mata rantai stigma skizofrenia yang tergolong gangguan jiwa berat.

”Suatu saat, semoga orang tak lagi rendah diri saat mengalami skizofrenia atau gangguan jiwa lain,” kata Ketua Umum Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia Bagus Utomo, Senin (8/10), di Jakarta, menjelang berangkat ke Belgia.

Bagus memanfaatkan internet untuk merintis komunitas itu sejak tahun 2001. Tahun 2009, ia mengalihkan media interaktifnya ke jejaring sosial Facebook. Melalui media itu terjaring 6.248 anggota yang peduli kesehatan jiwa di Indonesia.

Edukasi lemah

Kepala Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Agung Kusumawardhani mengatakan, pemerintah belum mampu menyediakan infrastruktur memadai untuk mengoptimalkan edukasi kesehatan jiwa, terutama untuk memutus mata rantai stigma gangguan jiwa berat, seperti skizofrenia. Tanggung jawab itu diserahkan kepada setiap keluarga.

”Stigma terhadap gangguan jiwa muncul karena ketidakpahaman. Edukasi penting menekankan adanya aspek biologis dan sosial yang menimbulkan gangguan jiwa ini,” katanya.

Stigma menyebabkan penderita gangguan jiwa ”terbuang”. Stigma itu menghambat dan mengurangi kualitas hidup mereka.

Skizofrenia saat ini punya stigma terberat. Menurut Kusumawardhani, skizofrenia punya gangguan dan gejala yang membuat penderita aneh, bahkan menimbulkan kesan membahayakan dan mengganggu orang lain.

”Itu karena terapi bagi penderita skizofrenia terlambat atau tidak efektif,” ujarnya.

Komisi IX DPR saat ini mengusulkan pengesahan Rancangan Undang-Undang Kesehatan Jiwa. Melalui regulasi baru ini, pemerintah diharapkan bisa berbuat lebih banyak untuk memutus mata rantai stigma gangguan jiwa.(NAW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com