Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

26 Persen Siswa SMP DIY Rabun Jauh

Kompas.com - 11/10/2012, 17:48 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Bagian Ilmu Penyakit Mata Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK-UGM) Yogyakarta Agung Nugroho mengungkapkan sekitar 26 persen siswa sekolah menengah pertama di Daerah Istimewa Yogyakarta menderita myopia atau rabun jauh.

"Hasil penelitian awal yang dilakukan para dokter mata dari Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM) menunjukkan sebanyak 167 dari 627 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) menderita rabun jauh," katanya di Yogyakarta, Kamis (11/10/2012).

Di sela-sela peringatan World Sight Day 2012, dia mengemukakan bahwa penelitian tersebut dilakukan di beberapa SMP di Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Penelitian tersebut dilakukan dengan pola distribusi di daerah perkotaan (urban), daerah suburban, dan daerah perdesaan (rural)," katanya.

Ia mengatakan di daerah perkotaan (urban) sebesar 47,8 persen atau 54 dari 113 siswa, daerah suburban berkisar 22,2 persen (61 dari 275 siswa) dan 30,4 persen (35 dari 115 siswa), serta daerah perdesaan (rural) sebesar 13,7 persen (17 dari 124 siswa).

"Ada beberapa penyebab tingginya angka penderita rabun jauh di kalangan siswa SMP di DIY tersebut," katanya.

Menurut dia beberapa penyebab tingginya angka penderita rabun jauh tersebut antara lain faktor keturunan, membaca terlalu dekat, dan membaca di tempat gelap.

"Oleh karena itu anak-anak diharapkan tidak membaca terlalu dekat atau di tempat gelap agar tidak menderita rabun jauh," kata Agung.

Ketua Persatuan Dokter Ahli Mata (Perdami) DIY Siti Sundari mengatakan prihatin dengan tingginya angka penderita rabun jauh di kalangan siswa SMP di DIY tersebut.

Selain itu, pihaknya juga prihatin dengan masih tingginya angka kebutaan di kalangan masyarakat Indonesia.

"Oleh karena saat ini sedang dirintis berdirinya Komite Penanggulangan Kebutaan sebagai salah satu bentuk keseriusan penanggulangan kebutaan di Indonesia. Komite tersebut nanti ada di setiap daerah," kata Siti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com