Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siswi SMA 3 Denpasar Ubah Daun Pegagan Jadi Obat Luka

Kompas.com - 13/10/2012, 15:32 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pada penutupan Olimpiade Pelajar Seluruh Indonesia (OPSI), dua siswi dari SMA Negeri 3 Denpasar berhasil menyabet medali emas untuk bidang sains terapan dari penelitiannya. Keduanya adalah Ni Made Erika Suciari dan I Dewa Ayu Sudiari Dewi.

Gadis Bali yang kini duduk di bangku kelas XII, Ni Made Erika Suciari, menuturkan bahwa dirinya sempat tidak percaya diri ketika melihat penelitian pesaingnya yang berasal dari sekolah menengah atas dari seluruh Indonesia. Ia juga tidak pernah berpikir akan menang dalam OPSI 2012.

"Yang lain bagus-bagus penelitiannya. Saya sempat takut dan enggak nyangka akan menang," kata Erika, Sabtu (13/10/2012).

Penelitian yang dilakukan oleh Erika dan temannya terbilang unik. Dengan malu-malu, ia menceritakan awal mulanya memilih penelitian mengambil ekstrak daun pegagan untuk luka bakar dan penyakit kulit.

"Di Bali itu daun pegagan sering digunakan untuk menyembuhkan luka. Itu sudah menjadi kearifan lokal di Bali," ujar Erika.

Ia pun mengaku telah melakukan penelitian sejak tahun lalu. Dari penelitian di dalam laboratorium, ia menemukan kandungan zat asiaticoside dan asiatic acid pada daun pegagan yang berfungsi memperbaiki kerusakan sel.

Selain berkutat di laboratorium, ia juga bertanya pada sekelilingnya mengenai khasiat dari daun pegagan ini secara langsung. Di daerah asalnya tersebut, cara penggunaan daun pegagan untuk menyembuhkan luka adalah dengan mengunyahnya dan kemudian ditempelkan langsung pada luka.

Melihat hal tersebut, ia dan temannya berinovasi dengan mengubah ekstrak daun pegagan tersebut menjadi obat berbasis krim.

"Biar lebih mudah dibawa dan lebih mudah digunakan, kami mengubah ekstrak daun pegagan tersebut jadi semacam salep," ungkapnya.

Ia berharap untuk ke depannya penelitian ini dapat membawa dampak positif bagi masyarakat dan dapat digunakan secara massal.

"Semoga berguna untuk orang-orang. Ini kan asalnya dari tumbuhan, jadi tidak berbahaya," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com