Kasih Sayang Hilang dari Rumah dan Sekolah

Kompas.com - 15/10/2012, 14:31 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum selesai masalah tawuran pelajar di Jakarta, hal serupa kembali terjadi di Makassar pada pekan lalu dan menewaskan dua orang mahasiswa. Apa sebenarnya yang menjadi pemicu kecenderungan para generasi muda ini kerap melakukan kekerasan?

Psikolog, Tika Bisono, mengatakan bahwa pemicu kekerasan yang terjadi pada anak muda adalah hilangnya budi pekerti dan moral dari lingkungan yang menaunginya yaitu rumah dan sekolah. Menurutnya, dua tempat tersebut yang menjadi titik awal perkembangan perilaku anak.

"Hanya di tempat itu kelembutan dan kasih sayang yang kemudian membangun budi pekerti dan moral diajarkan. Nah, sayangnya itu hilang," kata Tika, saat dihubungi Kompas.com, Senin (15/10/2012).

Dia mengungkapkan bahwa hilangnya budi pekerti dan moral tidak hanya terjadi di kalangan anak muda yaitu pelajar dan mahasiswa saja. Masyarakat umum pun telah menjadikan aksi kekerasan semacam tawuran ini menjadi hal yang biasa untuk menyelesaikan masalah.

"Masyarakat juga. Ada tawuran antar RT, antar kampung, antar komunitas. Ini terbaca kalau melihat kondisi negara saat ini," ujar Tika.

Kondisi masyarakat saat ini, lanjutnya, merupakan imbas dari parahnya moralitas pimpinan. Ia menjelaskan bahwa tingkah para elit politis dan pimpinan saat ini ikut mempengaruhi perilaku masyarakatnya termasuk generasi muda.

"Yang atas saja begitu kan tingkahnya, korupsi dan lain-lain. Itu turun hingga ke lini yang paling bawah," jelas Tika.

Tidak hanya itu, gambaran yang selama ini juga terlihat jelas adalah perilaku para aparat yang seolah halal melakukan kekerasan saat melakukan penggusuran atau saat sedang melakukan razia. Tak jarang, para aparat mendorong dan menyeret paksa kemudian menggunakan pentungannya.

"Yang dilihat saja seperti itu, tentu saja anak-anak ini merasa itu dibolehkan. Harusnya kan tidak seperti itu. Pendekatan persuasif harusnya yang dilakukan dan bisa menjadi contoh bagi anak-anak muda," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau