Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua: Tak Ada Alasan Hapus Bahasa Inggris

Kompas.com - 16/10/2012, 16:28 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris pada kurikulum sekolah dasar (SD) yang akan diterapkan pada tahun ajaran 2013/2014 menuai penolakan. Banyak orangtua yang memiliki anak-anak berusia SD menentang rencana ini.

Lenny salah satunya. Dia mengaku tidak setuju mata pelajaran Bahasa Inggris untuk jenjang SD khususnya kelas 1 sampai kelas 3 dihapus. Menurutnya, anak usia SD sudah cukup mampu dan siap untuk mempelajari bahasa asing.

"Untuk SD, anak-anak ini sudah siap menerima pelajaran Bahasa Inggris. Pada usia dini sebaiknya sudah dikenalkan," katanya saat dijumpai Kompas.com di Bendungan Hilir, Jakarta, Selasa (16/10/2012).

"Apalagi untuk sekolah negeri, pelajaran ini justru harus ada agar mampu bersaing dengan sekolah internasional dan sekolah lain," tambah orang tua siswa dari SD Negeri 12 Bendungan Hilir itu.

Lenny berpendapat bahwa pelajaran Bahasa Inggris memang tidak diperlukan untuk anak-anak yang masih duduk di tingkat Taman Kanak-kanak. Pasalnya, anak-anak ini masih dalam tahapan usia bermain sehingga tidak layak jika harus dibebani dengan pelajaran yang bukan merupakan bahasa ibu.

"Usia TK justru baik untuk pengenalan Bahasa Indonesia dan diperkuat di situ tanpa harus ada pelajaran bahasa asing. Untuk usia SD, karena anak-anak ini sudah siap menerima. Ya sebaiknya tetap diajarkan. Kalau Bahasa Inggris di TK dihapusin itu nggak apa," tuturnya.

Penolakan juga disampaikan oleh Manigor. Ayah dari dua anak ini mengaku kesal dengan rencana kebijakan kementerian yang dinilai tak beralasan.

"Pastilah (enggak setuju), karena bagaimana anak-anak ini mau go international kalau tidak dibiasakan dari kecil," ungkapnya kepada Kompas.com.

Warga Kecamatan Air Molek, Riau, ini mengaku, putra pertamanya yang masih duduk di kelas I SD menunjukkan antusiasme dan perkembangan yang positif dalam belajar Bahasa Inggris. Sejumlah kosa kata sederhana sudah dikuasainya. Manigor berharap, kemampuan bahasa asing anaknya itu pun jauh lebih baik dari kemampuannya.

"Kalau kosa kata (yang dikuasai anak saya) sih masih mendasar. Kalau efeknya tentu positif. Awak tak tahu Bahasa Inggris jadi malu. Jangan sampai anak kita seperti kita," katanya.

"Jadi, enggak ada alasan menghapus Bahasa Inggris untuk anak SD. Hanya orang bodoh yang berpikir untuk menghapus itu," tandasnya.

Selain itu, sebagai orangtua, Manigor hanya berharap agar jam belajar dan jam bermain untuk anak-anak bisa diseimbangkan. Dengan demikian, pertumbuhan mental maupun intelektual anak bisa berlangsung dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com