Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Boleh Lelah

Kompas.com - 20/10/2012, 07:22 WIB
Suhartono

Penulis

KOMPAS.com - Kepala SMA Negeri 6 Jakarta Kadarwati Mardiutama menyatakan, untuk mencegah terjadinya tawuran, pihak sekolah sudah melakukan banyak hal untuk mendisiplinkan siswa agar fokus terhadap proses belajar dan pembelajaran.

”Terutama sikap. Dari 41 siswa di SMA Negeri 6, tahun ini yang tidak naik kelas tujuh, di antaranya karena memiliki sikap yang kurang tepat sebagai siswa. Oleh sebab itu, pelajaran agamanya hanya diberi nilai C, seharusnya B. Karena itu, dia tidak naik. Sikap yang baik sebagai siswa didik tak boleh diabaikan. Silakan saya diprotes karena memberi nilai C,” ujarnya.

Kadarwati mencontohkan beberapa tindakan yang dilakukan sekolah karena siswa tidak mau disiplin, melawan aturan sekolah, melakukan kekerasan, dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya. ”Kami tak boleh lelah dan bosan untuk terus mendidik, mengingatkan, dan menindak siswa yang melanggar aturan sekolah, di antaranya memecat siswa,” tambahnya.

Untuk mencegah dilanggarnya aturan sekolah, Kadarwati mengaku memasang kamera pengintai di sejumlah sudut sekolah untuk mengawasi perilaku anak didiknya. ”Guru-guru juga saya tugaskan menjaga di luar sekolah, seperti di tikungan Gultik (gulai tikungan) dekat bundaran patung tangan atau persimpangan antara Jalan Mahakam dan Bulungan saat masuk dan pulang sekolah untuk ikut mengawasi ada hal-hal yang tidak baik dan mencegah tawuran,” katanya.

Ia juga tak sungkan membubarkan kelompok-kelompok yang didirikan siswa untuk mencegah tumbuh dan bersemainya bentuk-bentuk kekerasan dan yunior-senioritas di sekolah, meskipun diakui masih saja terjadi dalam skala yang kecil.

Menyeluruh

Kepala SMA Negeri 70 Bulungan Saksono Liliek Susanto mengungkapkan, untuk mencegah terjadinya tawuran, harus diketahui terlebih dahulu penyebabnya. Selama ini terjadinya tawuran akibat berbagai faktor yang terjadi secara menyeluruh.

”Bukan parsial akibat faktor sekolah saja,” ujarnya kepada Kompas, pekan lalu, di sela-sela menghadiri Training Emotional & Spiritual Quotient (ESQ) siswa SMA Negeri 6 dan SMA Negeri 70 di Jakarta.

Beragam faktor yang terjadi, antara lain, masa remaja siswa tengah mencari identitas dan jati diri, tayangan dan contoh kekerasan di mana-mana, game-game online perang-perangan, dan bentuk-bentuk kekerasan lainnya. ”Oleh sebab itu, pencegahannya juga harus secara menyeluruh dengan melihat faktor-faktor tersebut,” tuturnya.

Di antaranya, lanjut Saksono, sekolah harus lebih fokus mencegah dan menghentikan terjadinya tawuran, seperti kerja sama semua pihak dari sekolah, pemerintah, orangtua, alumni, serta para psikolog. Kecenderungan siswa-siswa mengelompok harus diantisipasi dengan pengawasan guru dan sekolah.

”Kalau perlu pelatihan-pelatihan semacam ini juga dikembangkan lagi di sekolah secara langsung agar tumbuh karakter-karakter yang baik di tengah tantangan dan perubahan zaman sekarang ini. Bisa dua atau tiga bulan sekali seperti pelatihan di ESQ ini,” ujarnya.

Dalam pelatihan ESQ ini, siswa di antaranya diingatkan dengan asal-usul keberadaannya di dunia sehingga dapat menempatkan diri dengan lingkungan dan sesamanya. Siswa diharapkan dapat saling mengenal, menghargai, dan mengasihi satu dengan lainnya sebagai teman dan juga saudara. Pelatihan ini diadakan dua hari berturut-turut di Gedung ESQ, pukul 08.00-17.00. (HAR)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com