KHARTOUM, KOMPAS.com - Pemerintah Sudan menuduh Israel mengebom pabrik amunisi di ibukota negara itu, Khartoum, yang dilalap api pada Selasa malam waktu setempat (23/10).
Tuduhan tersebut disampaikan oleh Menteri Penerangan Sudan Ahmed Bilal Osman dalam jumpa pers di Khartoum pada Rabu (24/10).
"Kita berpikir Israel melakukan pengeboman," kata Ahmed Bilal Osman.
Dugaan tersebut, lanjutnya, didasarkan bukti-bukti yang yang ditemukan di lokasi kejadian termasuk sisa-sisa bahan peledak.
"Kami berhak untuk beraksi pada tempat dan waktu yang kita tentukan," tambahnya.
Dia mengatakan empat pesawat terlibat dalam serangan di pabrik Yarmouk. Dua orang tewas dalam serangan.
Gubernur Khartoum Abdul Rahman Al-Khider kepada media resmi Sudan mengatakan bahwa sejumlah orang dirawat di rumah sakit akibat menghirup asap tetapi dia tidak menyebut jumlahnya.
Sejumlah warga mengatakan mereka melihat pesawat atau rudal melintas sebelum terdengar beberapa ledakan di pabrik.
"Saya mendengar suara seperti pesawat terbang di langit, tetapi saya tidak melihat lampu dari pesawat. Kemudian saya mendengar dua ledakan dan api berkobar di kompleks," kata seorang warga yang mengaku bernama Faize seperti dikutip kantor berita AFP.
Seorang perempuan yang tinggal tidak jauh dari kompleks pabrik juga mendengar dua ledakan pada awalnya.
"Saya melihat pesawat datang dari arah timur menuju barat dan saya mendengar ledakan. Terdapat jeda sebentar antara ledakan pertama dengan ledakan kedua," kata perempuan yang namanya tidak mau disebutkan.
Sementara itu para pejabat Israel menolak memberikan komentar terkait tuduhan Sudan.
Sudan menuduh Israel melakukan sejumlah serangan di wilayahnya selama empat tahun terakhir.
Israel sebelumnya menuding Khartoum sebagai basis militan dari kelompok Hamas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.