Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 06/11/2012, 08:16 WIB
|
EditorCaroline Damanik

YOGYAKARTA, KOMPAS — Tim robot Alfarobi Divisi Humanoid Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, meraih perunggu pada kontes robot internasional 2012 di Korea Selatan, 25-28 Oktober. Mereka bersaing dengan peserta lain dari 10 negara.

”Keikutsertaan tim robot UGM ini untuk menimba pengalaman dari perkembangan robotika dunia,” kata Alldino Andi Sumbodo, dosen pembimbing tim Alfarobi, kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (5/11/2012). Korea Selatan mengirim 15 tim, Jepang 5 tim, selebihnya Amerika Serikat, China, Inggris, Kanada, Meksiko, Malaysia, dan Myanmar.

Ada lima robot dari UGM yang dikirim ke Korea Selatan. Adapun peraih perunggu adalah robot Alfa yang unggul pada penempatan benda di antara beberapa tantangan uji kecakapan yang lain. Robot-robot UGM dibangun dengan dana sekitar Rp 30 juta.

”Robot kami memang masih sangat terbatas, kalah dengan robot-robot Korea yang harga pembuatannya sampai Rp 150 juta, sementara robot kami jauh dari nilai itu,” kata Alldino. Tim Korea Selatan secara intens mempelajari robot humanoid sekitar tujuh tahun, sedangkan tim UGM baru satu tahun terakhir.

Tim robot humanoid UGM diwakili Hadha Afrisal, Ridwan Wicaksono (Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi angkatan 2009), Widhi Yoga S (Teknik Mesin 2009), serta Bryan Novega dan Sigit Diantoro (Elektronika dan Instrumentasi 2009).

Tingkat nasional

Di tingkat nasional, tim robot UGM menjuarai lomba. Tim robot Safinah One juara II pada kontes kapal cepat tak berawak.

Malikh Khidir, Ketua Tim Safinah, menyatakan, meskipun hanya memperoleh juara II, prestasi ini sangat memuaskan. Dari semua tim, hanya kapal cepat UGM yang bisa kembali ke pengendali jarak jauhnya.

”Yang lain tidak bisa kembali ke darat. Kami dengan juara pertama dari PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) kalah bobot saja. Perahu PENS bobotnya sekitar 1 kilogram,” kata dia.

Keistimewaan kapal cepat berukuran 1 meter persegi ini bisa dijadikan kapal pengintai tanpa awak di perbatasan. Kapal dilengkapi dua kamera yang bisa mengidentifikasi benda-benda yang dilalui.

Kini, UGM telah bekerja sama dengan TNI AL untuk pengadaan kapal pengintai di perbatasan ini. ”Sedang kami konsep. Yang pasti, panjang kapal tak hanya 1 meter, tetapi 4 meter. Daya jelajahnya pun akan lebih jauh,” kata Malikh. (TOP)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+