Guru dari Daerah Terpencil Lakukan UKG Tertulis

Kompas.com - 07/11/2012, 15:04 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah dua gelombang terlaksana, Uji Kompetensi Guru (UKG) kembali diselenggarakan untuk ketiga kalinya di seluruh Indonesia. UKG untuk para guru dari sejumlah daerah terpencil akhirnya tetap digelar secara tertulis.

Sekretaris Jendral Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Retno Listyarti, mengatakan bahwa beberapa daerah memutuskan untuk menyelenggarakan UKG gelombang ketiga ini tidak secara daring, tetapi dengan cara manual karena daerah yang tidak dijangkau oleh sinyal yang memadai.

"Bahkan ada beberapa daerah yang memutuskan untuk melakukan UKG secara tertulis karena memang tidak ada sambungan listrik," kata Retno saat jumpa pers di Kantor Indonesia Corruption Watch (ICW), Jalan Kalibata Timur, Jakarta, Selasa (6/11/2012).

Adapun beberapa daerah yang mengambil langkah untuk mengadakan UKG gelombang ketiga dengan cara ujian tertulis yaitu Way Kanan yang terletak di Lampung dan Muna, Kolaka, Kolaka Utara, Konawa Utara, Konawa Selatan, Bombana, Buton, Buton Utara dan Wakatobi yang berada di Sulawesi Tenggara.

"Sebenarnya untuk beberapa daerah itu, ini adalah UKG kedua. Karena saat gelombang kedua dilakukan mereka memilih tidak melaksanakannya karena letak daerah yang berada di pulau membuat guru yang akan ujian harus menyeberang dulu," jelas Retno.

Melihat fenomena ini, ia meminta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengkaji ulang dan mengevaluasi pelaksanaan UKG terhadap guru-guru di seluruh Indonesia. Cara pelaksanaannya mestinya dipertimbangkan yang sesuai dengan lokasi dan kondisi.

"Perlu diketahui oleh Kemdikbud bahwa Indonesia itu bukan Jakarta. Masih ada yang listrik belum masuk, harus menyeberang antar pulau agar bisa ikut ujian," tandasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


    komentar di artikel lainnya
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
    atau