Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temu Ilmiah PPI Hasilkan Green Economic Charter

Kompas.com - 12/11/2012, 00:35 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Temu Ilmiah Internasional Mahasiswa Indonesia (TIIMI) yang merupakan bagian dari kegiatan Indonesian Scholar International Convention (ISIC) berhasil menelurkan "Green Economic Charter" menandai berakhirnya rangkaian kegiatan TIIMI 2012, yang diadakan di University College London selama dua hari dari 9-10 November.

"Green Economic Charter merupakan dokumen intisari buah pemikiran terbaik pelajar Indonesia di bidang green economy, yang lolos seleksi ketat hasil dari kontestan di temu ilmiah yang berjumlah hampir 300 orang peneliti," kata Presiden ISIC 2012 PPIUK, Steven Marcelino kepada Antara di London, Minggu (11/11/2012).

Dikatakannya Green Economic Charter ditandatangani lebih dari 150 peserta, pembicara, bord of review dan pemerhati green ekonomi dari tanah air peserta temu ilmiah yang bertemakan "Green Economy for Sustainable Development in Indonesia: Challenges and Opportunities from Multidisciplinary Approach".

"Dengan adanya charter ini diharapkan akan membantu Indonesia untuk mengembangkan area dari Green Economy dan pembangunan Negara berkelanjutan yang meliputi berbagai sektor ekonomi dan sosial Indonesia," ujarnya.

TIIMI 2012 yang dilaksakan Perhimpunan Pelajar Indonessia (PPI) UK Bank Negara Indonesia cabang London, mendapat dukungan dari Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI London dan Kementerian Kehutanan dan sponsor lainnya dalam acara pembukaan Wakil Ketua Komisi 1 DPR-RI, Muhammad Najib, memberikan motivasi bagi seluruh peserta untuk berkontribusi demi pembangunan di tanah air.

Tampil sebagai pembicara dalam TIIMI, James Gifford, Direktur Eksekutif dari Principles for Responsible Investment di organisasi Persatuan Bangsa-Bangsa, Meredith Davey, pakar arsitektur berbasis lingkungan dari Atelier Ten dan pakar Green Economy dan perbankan nasional, Ibu Felia Salim yang memaparkan perkembangan dan kondisi perekonomian Indoneia.

Sementara itu Miriam Kennet, CEO Green Economics Institute yang tampil sebagai pembicara dalam penutupan dalam makalahnya yang berjudul Green Economy for Indonesia Charter, dalam paparannya antara lain menghubungkan dasar dan isu global dunia di bidang Green Economy.

Miriam Kennet, yang disebut sebagai satu dari 100 wanita berpengaruh di dunia menilai pentingnya mengimplementasikan Green Economic di Indonesia yang dapat dikembangkan sebagai subjek pendidikan.

"Dalam mengimplementasikan dibutuhkan koordinasi lintas sector dimulai dari pengelolaan sumber daya alam dan sektor terkait lainnya yang pada ujungnya mempengaruhi ekonomi," katanya.

Dalam sesi diskusi yang berlangsung selama dua jam dipimpin Miriam Kennet, mengajak peserta TIIMI 2012 mendiskusikan dan bertisipasi aktif dalam mengemukakan pemikiran dan diharapkannya hasil penelitian para peserta dapat dimuat di International Journal of Green Economic yang dipimpin olehnya.

Menurut Haikal Bekti Anggoro, yang tengah menuntut ilmu di Lancaster University, mengakui dalam panel diskusi yang diadakan di hari terakhir semakin menarik disbanding hari sebelumnya. Bahkan diperlukan empat 4 panel yang berbeda untuk mengakomodir topic-topik yang ada.

Dikatakannya topik yang dibahas cukup beragam berkisar antara teknologi, lingkungan dan energi sementara dalam diskusi panel tiga di antaranya yaitu pembahasan mengenai kemampuan daya serap bambu, penggunaan perencanaan keluarga untuk kemajuan green economy, dan pembahasan inovasi terbaru mengenai transportasi di perkotaan besar.

"Acara penandatangan Green Ecocomic Charter menjadi penutup TIIMI yang ke-12 ini diharapkan akan menjadi monumental bagi sumbangsi para pelajar Indonesia yang menuntut ilmu di berbagai negara dan menjadi sebuah peletakan batu pertama dalam pengembangan dan aplikasinya di masa mendatang," kata Haikal Bekti Anggoro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com