Jakarta, Kompas -
Berdasarkan survei tahun 2008, yang dikemukakan Wakil Presiden Boediono, jumlah wirausaha di Indonesia hanya 1,56 persen dari jumlah penduduk. Padahal, di Malaysia mencapai 4 persen, Thailand 4,1 persen, dan Singapura 7,2 persen.
”Tapi bagi saya, yang penting kualitas. Kandidat wirausaha kita mestinya lebih dari itu. Di sektor informal kita saja, banyak orang berusaha atas risiko sendiri,” kata Boediono saat membuka Global Entrepreneurship Week di Bank Indonesia, Jakarta, Senin (12/11).
Pertumbuhan jumlah wirausaha di Indonesia antara lain terkendala infrastruktur, tenaga kerja, perbankan, serta ketertiban dan hukum. Wapres mencontohkan, daerah yang keamanannya terganggu dan banyak pungutan liar tidak akan memiliki iklim usaha yang menarik.
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution dalam sambutannya menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil didukung kombinasi konsumsi dan investasi. Kondisi ini dapat dimanfaatkan oleh wirausaha.
Terkait dengan peningkatan jumlah wirausaha nasional, Darmin menyoroti perlunya sinergi dari berbagai pihak. Pada penyelenggaraan Entrepreneurship Summit 2011, direkomendasikan penambahan 5 juta wirausaha pada tahun 2025.
”Maka, ada tambahan 500.000 wirausaha per tahun,” tutur Darmin.
Menurut Darmin, perbankan dan perusahaan di Indonesia bisa berperan mendorong lahirnya wirausaha. Caranya, mengalokasikan dana tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) untuk keperluan itu.
”Alangkah baiknya jika dana CSR itu bisa melahirkan keterampilan wirausaha,” ujar Darmin.
Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Zulkifli Zaini kepada wartawan memaparkan, Bank Mandiri memang mengalokasikan dana CSR untuk mendukung kegiatan wirausaha. Ada beberapa skema, termasuk untuk wirausaha pemula, melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.
”Kami mendukung bertambahnya jumlah pengusaha. Semakin banyak pengusaha di Indonesia, kredit perbankan akan meningkat,” kata Zulkifli.
Adapun Direktur Utama PT Bank Mega Tbk JB Kendarto menyatakan, sejauh ini Bank Mega belum mengalokasikan dana CSR untuk mendorong lahirnya kewirausahaan. Saat ditanya ada atau tidaknya rencana Bank Mega mengalokasikan dana CSR pada tahun 2013 untuk mendukung kegiatan wirausaha di Indonesia, Kendarto menjawab, ”Masih harus dilihat dulu.”
Dalam diskusi mengenai kewirausahaan di Bank Indonesia kemarin, Ciputra, pendiri Grup Ciputra, menyampaikan, perekonomian Indonesia yang sedang tumbuh harus diimbangi dengan kewirausahaan. Jika tidak, investasi akan dikuasai asing yang tertarik masuk ke Indonesia. ”Kita masih kekurangan wirausaha,” kata Ciputra.