Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar PTIK: Intel Kalah Canggih dari Teroris

Kompas.com - 15/11/2012, 01:18 WIB
Aditya Revianur

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Farouk Muhammad mengatakan, selama ini intelijen belum bekerja maksimal. Menurutnya, dalam kasus aksi terorisme, intelijen seringkali kecolongan. Pernyataannya ini menanggapi pelemparan bom terhadap Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo.

"Intel masih kalah canggih dari teroris model sekarang. Teroris sekarang itu geraknya cepat, lintas negara, informasinya tinggi. Intel kita belum bersaing seperti itu," kata Farouk, di The Indonesian Institute, Jakarta, Rabu (14/11/2012).

Ia menilai, kelemahan intelijen terletak pada cara kerja yang masih memakai pola lama era Orde Baru. Farouk menjelaskan, intelijen produk orba, lebih mengedepankan cara kerja otoritarian. Bentuk cara kerja itu, terangnya, intelijen bersikap represif menghadapi teroris. Dengan perkembangan zaman, pola dinilainya tak sesuai lagi.

"Kaderisasi intel kita masih menggunakan gaya lama. Tapi, ancamannya lebih canggih. Seharusnya cara kerja intel diubah dengan membuka banyak jaringan," tambahnya.

Farouk menambahkan, tindakan intelijen yang represif harus segera ditinggalkan. Selain intel, cara kerja Densus 88 yang represif harus diubah. Mendeteksi teror, menurutnya, cukup memanfaatkan polisi masyarakat (Polmas). Sebab, polmas bergerak hingga level terbawah tingkatan cakupan wilayah yaitu desa. Dengan demikian, koordinasi polmas dengan warga harus ditingkatkan guna mencegah teror.

"Kalau desa sudah bisa dikuasai, lima puluh persen tindakan teror dapat ditanggulangi," kata Farouk.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com