Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wijaya Kusumah, Pak Guru Paling Nge-Blog

Kompas.com - 18/11/2012, 16:36 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wijaya Kusumah, seorang guru SMP Labschool Rawamangun, Jakarta Timur, meraih penghargaan Guru Paling Nge-Blog dalam perayaan ulang tahun Blog Kompasiana bertajuk Kompasianival 'Hero Inside You', Sabtu (17/11/2012).

Lalu, apa rasanya terpilih dari puluhan nama yang bersaing dalam penghargaan bergengsi antar blogger tersebut? "Bahagia banget. Nggak nyangka hasil nge-blog setiap hari bukan kerja yang sia-sia. Niat saya sih hanya berbagi apa yang saya tau," ujar ayah dua anak itu kepada Kompas.com usai menerima penghargaan di panggung Kompasianival.

Pria yang sehari-hari tinggal di wilayah Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat itu menyingkirkan 72 nama guru lain yang masuk ke dalam daftar juri. Pemilihan pemenang melalui proses penilaian yang komprehensif. Juri tidak hanya menilai konten artikel di Kompasiana, tapi juga memantau aktivitas nominator di jejaring sosial.

Pria yang mengajar mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kelas VII, VIII dan IX itu pun menceritakan ketertarikannya menulis di blog yang pada akhirnya membawa Wijaya ke beberapa penghargaan dan posisi tak terduga sepanjang kariernya menjadi abdi ilmu.

Menulis di blog, sudah dilakukan Pak Guru Wijaya sejak empat tahun lalu. Kala itu, ia bertemu salah seorang wartawan Kompas, Pepih Nugraha. Kepada Wijaya, Pepih menawarkan untuk ikut bergabung dalam sebuah blog yang dikelola oleh Kompas.com bernama Kompasiana. Rasa penasaran menuntun Wijaya untuk menulis di Kompasiana.

"Saya punya banyak blog. Tapi setelah saya teliti, Kompasiana paling banyak pembacanya. Sejak saat itu saya komitmen akan terus nulis di sini walaupun akhirnya saya copy paste ke blog lainnya," ujarnya.

Sebagai guru kelas, Wijaya tertarik pada dunia pendidikan. Apa saja, mulai interaksinya dengan murid, materi pelajaran dan lain-lain, selalu jadi ide untuk dirinya menulis sebelum terlelap. Pilihan Wijaya untuk konsisten menulis dunia pendidikan pun disambut baik oleh banyak orang di blognya, termasuk oleh murid-muridnya.

Wijaya mengaku, sebenarnya dirinya tak terlalu pandai dalam menulis. Oleh sebab itu, ia selalu memulai sebuah artikelnya dengan tiga paragraf. Paragraf pembukaan, paragraf isi dan paragraf penutup. Tak disangka, trik unik menulis ala Wijaya Kusumah menghantarkan dirinya pada beberapa penghargaan bergengsi sejak 2008.

Berikut catatan prestasi yang ditorehkannya:

  • 2005 : Juara I Tingkat Nasional Lomba Karya Tulis Ilmiah dengan judul, Proses Pembelajaran Internet Dalam Meningkatkan Intaq Siswa.
  • 2006 : Juara Harapan I dengan judul Pembelajaran Berbasis ICT di Kelas Akselerasi.
  • 2008 : Juara Harapan I lomba keberhasilan guru dalam pembelajaran tingkat nasional.
  • 2009 : Juara I Naskah Buku Pengayaan atas buku "Yuk Kita Nge-Blog"
  • 2009-2010 : Menjadi pembicara dalam Simposium Hasil Penelitian Tingkat Nasional Kementerian Pendidikan Nasional.
  • 2011 : Mendapat penghargaan Guru Era Baru "Guraru" Award yang dilaksanakan oleh Acer.
  • 2012 : Mendapat penghargaan Guru Paling Nge-Blog dari Kompasiana.

Mencerdaskan Sepuluh Ribu Guru

Kerap menang lomba dan meraih penghargaan, Wijaya tetap rendah hati. Ia mengaku dirinya tetap lah seorang guru dan akan tetap terus demikian hingga akhir hayat. Namun, di hati pahlawan tanpa tanda jasa itu rupanya tertanam cita-cita mulia membangun bangsa.

"Saya ingin mencerdaskan sepuluh ribu orang guru di Indonesia, ingin mereka melek internet agar guru itu memberikannya lagi kepada murid-muridnya di sekolah," tegasnya.

Wijaya sadar, dirinya mengajar di sekolah yang notabene muridnya berasal dari kelas mampu. Sementara di pelosok tanah air lain, semua sudah paham dengan kondisinya meski tak perlu melihat langsung. Untuk itu melalui blog, ia ingin memotivasi guru-guru untuk turut aktif melek internet agar merangsang gerakan membaca dan menulis.

"Negara kita kan kepulauan, dengan adanya internet, akan mempersatukan kita. Jadi suka tidak suka, mau tidak mau guru harus melek internet agar tersebar ke seluruh indonesia," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com