Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/11/2012, 15:38 WIB
Penulis Riana Afifah
|
EditorCaroline Damanik

JAKARTA, KOMPAS.com - Selama 12 hari, ada 11 guru dari pondok pesantren seluruh Indonesia dikirim ke Jepang untuk melihat pola pendidikan yang diterapkan di sana. Salah satu hal yang mencuri perhatian para guru ini adalah penanganan anak-anak disabilitas dalam sekolah.

Guru dari Pondok Pesantren Dayah Darul Ihsan Aceh, Mutiara Fahmi Razali, mengatakan bahwa para guru di Jepang sangat sabar dalam menangani anak-anak berkebutuhan khusus ini. Uniknya lagi, anak-anak penyandang disabilitas ini tidak dibedakan dengan anak-anak lain.

"Kalau di sini, anak-anak disabilitas ingin belajar harus masuk SLB. Tapi di Jepang, semua anak berhak belajar di sekolah swasta dan sekolah negeri apapun kondisinya," kata Fahmi, saat Penyerahan Sertifikat Kunjungan ke Jepang di Hotel Pullman, Jakarta, Jumat (16/11/2012) malam.

Menurutnya, hal ini memiliki efek positif yang luar biasa karena anak-anak ini tumbuh dengan rasa percaya diri. Meski memiliki kekurangan tertentu, anak-anak ini tidak akan merasa rendah diri dan justru membuatnya termotivasi untuk mengubah kekurangan menjadi kelebihannya.

"Waktu itu, saya melihat ada anak down syndrome berusia sekitar 10 tahun sudah mampu membuat kerajinan tangan. Saya di Aceh ada saudara dengan down syndrome juga, sudah umur 17 tahun tidak bisa apa-apa karena mencecap pendidikan sekalipun tidak," ujar Fahmi.

Dalam kesempatan yang sama, guru dari pondok pesantren As-Salaam Jawa Tengah, Muflih Wahyanto, mengungkapkan hal serupa. Ia takjub melihat seorang guru di sebuah Sekolah Dasar (SD) dengan sabar mengurus seorang anak berkebutuhan khusus. Saat ada kegiatan makan bersama, guru tersebut menyuapi si anak dengan telaten.

"Saya belum pernah lihat ada guru di Indonesia sesabar dan setelaten itu. Hal-hal semacam itu kami pelajari banyak dari Jepang," ungkap Muflih.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+