JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah mengakui kesulitan menambah lulusan dokter spesialis di Indonesia. Hingga saat ini, jumlah dokter spesialis dinilai masih kurang.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Mohammad Nuh, penambahannya bahkan bisa dikatakan nol. Dalam upaya memenuhi kebutuhan akan dokter spesialis di Tanah Air, Nuh mengatakan akan mempercepat proses pendidikan dokter spesialis.
"Jumlah dokter di Indonesia masih belum dapat memenuhi kebutuhan sesuai rasio jumlah penduduk Indonesia. Apalagi dokter spesialis, kita kekurangan luar biasa," ucapnya di Gedung Kemendikbud A, Jakarta, Selasa (20/11/2012).
Kemendikbud, lanjut Nuh, akan mempercepat peningkatan produktivitas pendidikan kedokteran. Menurutnya, pembahasan isu-isu pendidikan kedokteran di Indonesia sudah bermunculan. Namun, masih banyak pembahasan yang belum rampung.
"Sedang kita pikirkan bagaimana caranya, sebab rendahnya produktivitas lulusan dokter spesialis itu karena biayanya masih sangat tinggi bisa mencapai ratusan juta rupiah, kita ingin menurunkan biaya itu," katanya.
Nuh bertutur, 20 tahun lalu, para dokter senior membayar sendiri biaya kuliahnya yang tergolong rendah. Mereka pun mampu menjadi dokter dan dosen yang hebat.
"Nah, berarti ada satu mekanisme pembayaran yang harus kita pelajari. Kalau dulu dengan biaya rendah bisa jadi dokter, kenapa sekarang bisa mahal begitu?" ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.