Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Balai Bahasa Jateng Dorong Apresiasi Sastra

Kompas.com - 21/11/2012, 23:54 WIB

SEMARANG, KOMPAS.com--Balai Bahasa Jawa Tengah mengapresiasi sastra dari seluruh kalangan melalui berbagai ajang kompetisi sastra dan bahasa.

"Kami sangat gembira jika sastra diapresiasi kalangan nonsastrawan karena bisa melahirkan banyak sastrawan baru," kata Kepala Balai Bahasa Jateng Pardi Suratno di Semarang, Rabu.

Hal itu diungkapkannya usai pengumuman dan penyerahan hadiah pemenang "Lomba Cipta Puisi Indonesia dan Jawa" yang digelar 21 Oktober 2012 di Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) Semarang.

Meski diikuti banyak sastrawan, kata dia, para pemenang dalam kompetisi menulis puisi bertema "Aku Cinta Jateng" kebanyakan bukan berasal dari kalangan sastrawan, namun mahasiswa dan guru.

Menurut dia, apresiasi sastra harus terus didorong kepada seluruh kalangan masyarakat untuk menumbuhkan kecintaan terhadap kesusasteraan yang bisa direfleksikan terhadap kecintaan Tanah Air.

"Kami sengaja menggelar lomba ini dengan tema ’Aku Cinta Jateng’. Di samping untuk menumbuhkan minat dan semangat kesusasteraan, namun juga merefleksikan kecintaan terhadap daerah," katanya.

Kalau apresiasi sastra dari kalangan sastrawan tentu sudah semestinya, ungkap dia, tetapi bagaimana mendorong seluruh kalangan untuk mengapresiasi sastra justru yang perlu terus didorong.

Karena itu, kata dia, pihaknya berencana menggelar kompetisi cipta puisi Indonesia dan Jawa itu setiap tahun secara bergiliran di setiap daerah dengan tema berkaitan kearifan lokal setempat.

"Kalau tidak ada halangan, kompetisi cipta puisi tahun depan akan kami gelar di Solo. Selanjutnya, kami akan gelar secara bergiliran di daerah-daerah lain untuk mendorong apresiasi sastra," kata Pardi.

Sementara itu, Fera Musthika (20) yang menjadi juara pertama kategori cipta puisi Jawa mengaku tidak menyangka karyanya bisa mengalahkan ribuan karya lain, termasuk puisi dari kalangan sastrawan.

"Peserta lomba ini kan banyak sekali, banyak sastrawannya. Saya tidak menyangka puisi saya yang menang," kata mahasiswa IKIP PGRI Semarang yang mengangkat puisi berjudul "Kepodhang Kembang Kanthil" itu.

Meski menempuh studi di jurusan pendidikan bahasa dan sastra Jawa, ia mengaku tidak mewarisi darah seni karena keluarganya bukan dari kalangan seniman, dan baru sekali ini berkompetisi.

"Saya menciptakan puisi juga secara mendadak. Tiba-tiba terinspirasi burung kepodang dan bunga kantil yang menjadi maskot Jateng, saya tulis saja apa yang mengalir ke dalam geguritan," kata Fera.

Selain Fera, juara kedua dan ketiga kategori cipta puisi Jawa juga dari mahasiswa dan guru, sementara juara pertama kategori cipta puisi Indonesia diraih Wisnu Handoko, guru Bina Bangsa School Semarang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com