Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurikulum Dinilai Tak Jelas Arah

Kompas.com - 24/11/2012, 03:35 WIB

Jakarta, Kompas - Perubahan kurikulum yang siap diterapkan pada tahun ajaran baru 2013 dinilai masih belum jelas arahnya. Pemerintah didesak serius menyerap aspirasi seluas-luasnya dari berbagai kalangan ketika uji publik.

Direktur Institute for Education Reform Universitas Paramadina Utomo Dananjaya dalam pertemuan dengan Federasi Se- rikat Guru Indonesia di Jakarta, Jumat (23/11), mengatakan, perubahan kurikulum jangan hanya terjebak mengubah mata pelajaran pada jenjang SD hingga perguruan tinggi. ”Dalam penyusunannya perlu pedoman model-model yang bisa membantu guru. Selama ini, pedoman itu tak sampai ke guru sebagai pelaksana kurikulum,” kata Utomo.

Pengamat pendidikan Universitas Negeri Jakarta, HAR Tilaar, mengatakan, perubahan kurikulum jangan mengorbankan para siswa, anak-anak Indonesia. Pada perubahan kurikulum belum terlihat jelas konsep pemerintah. Perubahan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) dinilai tidak jelas dan tanpa evaluasi.

”Kalau bicara kurikulum, harus jelas tujuan dan arahnya mau seperti apa. Untuk itu, perlu dielaborasi menurut jenjang sekolah. Untuk tamatan SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi, standar kompetensinya seperti apa? Harus jelas,” kata Tilaar.

Setelah jelas standar kompetensi kelulusan tiap jenjang sekolah, barulah disusun mata pelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi itu. Selanjutnya, perlu dipikirkan bagaimana proses pembelajarannya, lalu evaluasinya.

”Dalam evaluasi juga harus jelas untuk apa. Selama ini evaluasi seperti ujian nasional itu untuk menghakimi siswa. Padahal, seharusnya evaluasi itu untuk membantu anak semakin berkembang,” ujar Tilaar.

Sementara itu, Jimmy Paat dari Sekolah Tanpa Batas mengatakan, dalam perubahan kurikulum perlu juga mengaitkannya dengan kehidupan bangsa. Sebab, pendidikan juga harus mampu menciptakan kesejahteraan dan kebahagiaan bangsa.

Adapun Slamet Riyanto, guru SMA di Jakarta, berharap, perubahan kurikulum jangan menekankan pada perubahan mata pelajaran. Yang penting justru isi dari kurikulum.

Faktor guru

Menurut Utomo, dalam perubahan kurikulum, para guru sering tak disiapkan dengan baik. Tidak heran jika guru kurang berkembang dalam metodologi pembelajaran. Para guru masih menerapkan metode ceramah yang membuat siswa pasif.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, pembahasan kurikulum di tingkat pemerintah sudah selesai. Wakil Presiden Boediono sudah menerima masukan tim untuk perubahan kurikulum.

”Sekarang saya sedang menyiapkan paparan untuk uji publik. Pemerintah akan memberikan kesempatan untuk masukan dari berbagai kalangan demi penyempurnaan kurikulum baru. Kurikulum siap dilaksanakan tahun 2013,” kata Nuh. (ELN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com