UNY Kembangkan Pengukur Kadar Air Benih Padi

Kompas.com - 26/11/2012, 04:37 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta mengembangkan pengukur kadar air benih padi untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan.

"Alat tersebut mampu menunjukkan kadar air yang sesuai dengan kelembaban yang dibutuhkan untuk pertumbuhan benih padi tersebut. Dengan keberadaan pengukur kadar air dalam benih padi bisa membantu petani dalam mempersiapkan proses pembuatan benih padi," kata Ketua Tim Program Kreativitas Mahasiswa Karya Cipta (PKMKC) Samsul Feri Apriyadi di Yogyakarta, Minggu (25/11/2012).

Menurut dia latar belakang pembuatan alat itu antara lain salah satu faktor yang mempengaruhi kekurangan stok beras nasional adalah penggunaan benih padi (gabah) yang belum maksimal.

Benih padi varietas unggul bermutu merupakan penentu batas atas produktivitas suatu usaha tani, baik usaha tani kecil maupun besar, dan berlaku bagi semua komoditi pertanian.

"Atas dasar itu penyusun Panca Usaha Tani menempatkan benih varietas unggul bermutu pada posisi pertama dari Panca Usaha Tani. Sekitar 60-65 persen peningkatan produktivitas suatu usaha tani ditentukan oleh faktor penggunaan benih varietas unggul bermutu," katanya.

Ia mengatakan salah satu penyebab utama rendahnya produktivitas padi adalah varietas yang biasa ditanam petani dewasa ini tidak mampu lagi berproduksi lebih tinggi akibat kemampuan genetiknya yang terbatas.

Hasil evaluasi Bank Dunia menyebutkan kontribusi penggunaan varietas unggul terhadap laju kenaikan produksi padi sebesar lima persen lebih tinggi dibandingkan kontribusi pemupukan sebesar empat persen.

"Masyarakat sering mengalami kegagalan panen karena benih padi yang kurang bagus. Misalnya, kurangnya persiapan petani dalam mempersiapkan padi yang digunakan untuk benih tidak memperhatikan faktor pertumbuhan benih padi tersebut, yakni kadar air dalam padi, media penyemaian, pemupukan, dan perawatan selama benih mengalami pertumbuhan," katanya.

Menurut dia faktor terpenting dari persiapan benih padi tersebut adalah kadar air dalam benih padi (gabah) di mana sering terjadi benih mengalami kebusukan karena kadar air yang tidak sesuai. Benih padi akan mengalami perkecambahan dalam keadaan lingkungan yang kelembabannya cukup dan kadar airnya sesuai.

"Memproduksi pengukur kadar air benih padi itu merupakan aplikasi dari teori dan rancangan yang diperoleh dari fakta di lapangan. Setelah tim melakukan riset mandiri, alat itu dapat bekerja sesuai yang diinginkan, meskipun ada beberapa hal teknis yang perlu disempurnakan," katanya.

Ia mengatakan secara teknis dalam memproduksi pengukur kadar air benih padi ini ada dua hal yang dikerjakan yakni pembuatan pembuatan "hardware" dan "software". Pembuatan "hardware" dilakukan dengan membuat skematik dan PCB dari pengukur kadar air benih padi menggunakan "software" Proteus.

"Pembuatan ’software’ dilakukan dengan mengidentifikasi penggunaan pin pada ’hardware’ dan spesifikasi komponen. Selanjutnya menulis program mengunakan notepad lalu disimulasikan dan membuat program untuk mengontrol USB/card reader," katanya.

Anggota Tim PKMKC yang mengembangkan pengukur kadar air benih padi itu adalah Titih Rejyasmito H dan Arum Setiya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau