Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarjana Pendidik Tenggelam

Kompas.com - 30/11/2012, 06:02 WIB

Aceh Timur, Kompas - Hingga Kamis (29/11), tiga dari empat korban tenggelamnya perahu yang ditumpangi rombongan guru peserta program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal di Sungai Simpang Jernih, kawasan Batu Katak, Desa Batu Sumbang, Kecamatan Simpang Jernih, Aceh Timur, Aceh, telah ditemukan.

Seorang korban lagi, Geugeut Zaludio Sanua Anafi (23), warga Cigado, Kecamatan Baleendah, Kota Bandung, Jawa Barat, masih dalam pencarian. Korban terakhir yang ditemukan adalah Winda Yulia (22), warga Kecamatan Panumbangan, Kabupaten Ciamis, Jabar, Kamis siang, di Desa Alor Jambu, Aceh Tamiang.

Sebelumnya, tim gabungan SAR Aceh Tamiang dan Aceh Timur menemukan Ahmad (35) dan Martani (45), dua warga Desa Melidi, Simpang Jernih, Aceh Timur, Rabu lalu. Ahmad adalah juru mudi perahu, sedangkan Martani menumpang perahu naas itu. Ahmad, Martani, dan Winda ditemukan tewas.

”Jenazah Ahmad dan Martani setelah dibawa ke RSUD Aceh Tamiang langsung diserahkan kepada keluarganya. Jenazah Winda sudah diserahkan ke RSUD Aceh Tamiang,” kata Ketua SAR Aceh Tamiang Syaiful Syahputra, Kamis sore.

Daerah tertinggal

Geugeut dan Winda adalah guru di SMP Negeri 2 Simpang Jernih di Melidi, Simpang Jernih. Mereka pergi bersama dua guru lain, Irma Yuna (22), warga Medan, Sumatera Utara, dan Hanafi (23), warga Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Aceh. Keempat guru itu mengikuti program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) dan bertugas di Simpang Jernih sejak Oktober 2012.

Geugeut dan Winda adalah lulusan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Adapun Irma dan Hanafi lulusan Universitas Negeri Medan. Irma dan Hanafi selamat dari tragedi itu.

Kepala SMPN 2 Simpang Jernih Ibrahim Win Ariga mengatakan, keempat guru itu pada 24 November 2012 mengikuti rapat program SM3T di Kota Langsa. Hari Senin (26/11), mereka hendak kembali ke Melidi melalui Kuala Simpang, Aceh Tamiang, naik perahu bermesin, yang dikemudikan Ahmad, menyusuri Sungai Simpang Jernih.

Meski Melidi berada di wilayah Aceh Timur, warga di Simpang Jernih harus ke Kuala Simpang terlebih dahulu untuk menuju ke wilayahnya. ”Tak ada jalan ke wilayah kami dari Langsa atau Aceh Timur,” kata Ibrahim.

Untuk menuju Simpang Jernih bisa ditempuh dengan jalan darat dari Kuala Simpang dengan waktu tempuh 4 jam. Namun, kondisi jalanan sangat buruk, tak beraspal, becek, dan penuh lubang. Tak ada kendaraan umum yang lewat jalan itu. Naik perahu merupakan satu-satunya pilihan warga.

Senin sekitar pukul 16.00, perahu yang ditumpangi rombongan guru itu tiba di kawasan Batu Katak, antara Desa Batu Sumbang dan Melidi. Laju perahu tertahan oleh arus deras dari arah hulu. Aliran Sungai Simpang Jernih, melalui Batu Katak, sangat riskan karena menyempit dan diapit dua kaki bukit besar. Suasana di sungai pun gelap saat perahu itu melintas.

Perahu yang ditumpangi rombongan guru itu pun terdorong arus deras dan terguling. Irma dan Hanafi bisa menyelamatkan diri ke tepi sungai dengan menggapai jeriken berisi bensin. Empat korban lainnya terseret arus.

Belum wisuda

Winda adalah lulusan Jurusan Pendidikan Matematika UPI. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika UPI Turmudi mengatakan, menjadi guru melalui program SM3T adalah pilihan Winda. Bahkan, ia tidak sempat mengikuti wisuda karena harus segera berangkat ke Aceh Timur.

Winda lulus tahun ini dengan indeks prestasi 3,96 dan hanya memiliki satu nilai B selama kuliah. (HAN/ELD)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com