Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pak Menteri Pun Rela "Jadi" Semar...

Kompas.com - 03/12/2012, 10:26 WIB
Riana Afifah

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Uji publik pengembangan kurikulum baru telah dilakukan di kota kedua yang menjadi salah satu pilihan lokasi yaitu Yogyakarta. Uji publik di kota pelajar ini tidak hanya dilakukan secara formal di dalam gedung tetapi juga dengan cara unik melalui kesenian wayang orang.

Lebih uniknya lagi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh ikut serta dalam pertunjukan wayang orang yang digelar Sabtu (2/12/2012) malam tersebut. Nuh melakonkan tokoh punakawan, Semar. Didampingi oleh Sekjen Kemdikbud Ainun Naim dan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud Suyanto, mantan rektor ITS ini menjelaskan tentang perubahan kurikulum di Alun-alun Selatan.

"Kurikulum ini harus diubah mengikuti perkembangan zaman. Ini juga momentum baik untuk menuai generasi produktif yang berkualitas pada 10 hingga 15 tahun mendatang," kata Nuh di Alun-alun Selatan, Yogyakarta, Sabtu (1/12/2012).

Ia juga menyampaikan bahwa kurikulum yang akan diberlakukan pada Juni 2013 ini diterapkan pada semua sekolah dari berbagai jenjang baik negeri maupun swasta. Namun pada tahun depan, diperkirakan pelaksanaannya akan bertahap yaitu hanya diperuntukkan bagi kelas I, IV, VII dan X saja.

"Rencananya memang seperti itu. Tapi itu ada beberapa alternatif yang dapat dipilih dan masyarakat dapat memilih mana yang sesuai melalui situs internet," ujar Nuh.

"Sesuai dengan aturan yang ada, pemerintah tidak bisa memutuskan sendiri kurikulum ini. Karena itu, kami libatkan masyarakat dalam uji publik untuk memberi masukan," imbuhnya.

Dalam kesempatan ini, ia juga menjelaskan bahwa buku untuk guru dan siswa tengah dipersiapkan oleh pihaknya. Perubahan yang signifikan ada pada pendidikan untuk jenjang Sekolah Dasar (SD) karena menggunakan metode pembelajaraan berbasis tema.

"Buku tentu disiapkan. Untuk SD nanti dibuat berdasarkan tema. Rencananya ini akan ditanggung pemerintah sehingga warga tak perlu lagi bayar untuk buku," ungkapnya.

Terakhir, ia menyatakan kekecewaannya karena tidak lagi memiliki buah hati yang dapat merasakan kurikulum baru yang didesain agar siswa lebih aktif lagi dalam mencari jawaban. "Ini kurikulum bagus sekali. Beruntung bagi orang-orang yang masih punya anak usia sekolah. Anak saya sudah besar. Jadi sudah tidak lagi merasakan kurikulum ini," tandasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com