Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hapus Diskriminasi, Difabel Lepas Seribu Burung

Kompas.com - 03/12/2012, 13:24 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Puluhan penyandang difabel (orang berkebutuhan khusus) yang tinggal di Kota Malang, Jawa Timur, menggelar aksi melepas seribu burung. Aksi ini sebagai simbol tuntuan penghapusan diskriminasi kepada penyandang difabel. Penyandang difabel berhak mendapatkan pelayanan publik yang disediakan pemerintah.

Pelepasan seribu burung itu dilakukan pada Senin (3/12/2012) di Alun-alun Tugu Kota Malang. "Pelepasan burung itu juga sebagai bentuk tuntutan atas kebebasan penyandang cacat dalam mendapatkan hak pelayanan publik," jelas Slamet Thohari, koordinator aksi seusai melepas seribu burung.

Menurut Slamet, sampai kini penyandang difabel masih sering menerima perlakuan diskriminatif, baik dalam bidang pendidikan maupun pelayanan publik. "Diskriminasi pada penyandang difabel harus diberantas," katanya tegas.

Pelepasan burung bersamaan di Hari Difabel Internasional yang jatuh pada 3 Desember hari ini, diharapkan menjadi titik awal kebebasan penyandang difabel di Indoensia, terutama di Kota Malang. "Tujuan aksi ini juga untuk mengampanyekan implementasi hak-hak penyandang disabilitas dalam masyarakat. Mengampanyekan pentingnya difabel diberikan kesempatan dan aksesibilitas ke fasilitas publik sebagai penyandang disabilitas," tandas Slamet.

Selain itu, lanjut Slamet, pihaknya juga mengampanyekan kebebasan penyandang disabilitas dari belenggu diskriminasi dan ekslusi sosial. "Harapan kami demikian," tegas pria yang juga perwakilan Pusat Studi dan Layanan Disabilitas Universitas Brawijaya ini.

Slamet menilai, pemerintah, dalam hal ini, Pemerintah Kota Malang dan Kabupaten Malang serta Kota Batu, kurang maksimal memberikan perhatian pada difabel untuk mendapatkan hak pelayanan publik. "Contohnya, dalam bidang sarana transportasi atau pelayanan publik di lembaga pemerintahan," tegas alumnus Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada ini.

Padahal, menurut dia, pumlah penyandang disabilitas di Kota Malang sangat banyak, yakni mencapai 300 ribu orang dari total jumlah penduduk Kota Malang sebanyak lebih dari 900 ribu jiwa. "Jumlah itu tidak sedikit. Makanya tidak adil jika pemerintah ada diskriminasi (terhadap difabel)," terangnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com