Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Belum Siap Laksanakan Kurikulum 2013

Kompas.com - 04/12/2012, 11:41 WIB
Luki Aulia, Ester Lince Napitupulu

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tidak mudah menyosialisasikan kurikulum baru jika akan diterapkan mulai Juni 2013. Selain materi Kurikulum 2013 sangat berbeda dengan kurikulum sebelumnya, waktu sosialisasi juga sangat singkat, hanya sekitar enam bulan untuk sekitar tiga juta guru dengan kemampuan yang sangat beragam.

Karena itu, penerapan Kurikulum 2013 sebaiknya ditunda hingga guru sebagai ujung tombak pelaksanaan kurikulum siap dan memahami isi kurikulum. Materi kurikulum pun perlu beberapa penyempurnaan.

Hal itu mengemuka dalam diskusi terbatas Kurikulum 2013 dan Tantangan Masa Depan Indonesia yang diselenggarakan harian Kompas, Senin (3/12), di Jakarta. Hadir sebagai pembicara Ketua Umum Himpunan Pengembang Kurikulum Indonesia S Hamid Hasan, Henny Supolo Sitepu dari Yayasan Cahaya Guru, Guru Besar Matematika Institut Teknologi Bandung Iwan Pranoto, serta Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim. Acara dimoderatori pelatih guru nasional Itje Chodihjah dan dihadiri sejumlah pelatih guru serta pimpinan sekolah dan yayasan.

Menurut Henny, kurikulum pendidikan sering berubah. Misalnya, kurikulum tahun 1984 yang memperkenalkan model Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Kurikulum 2004 yang berbasis kompetensi, dan Kurikulum 2006 yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

”Namun, metode mengajar guru tidak berubah, yakni guru mengajar di depan kelas dengan proses satu arah tanpa ada diskusi karena sosialisasi dan pelatihan kepada guru diabaikan,” kata Henny.

Proses sosialisasi kepada guru, sambung Henny, tidak bisa hanya dengan cara pemaparan, tetapi harus sampai tahap praktik strategi pengembangan pembelajaran yang jelas.

”Kurikulum 2006 saja banyak guru dan pengawas yang belum memahami, sekarang sudah berubah kurikulum baru lagi,” kata Henny.

Kemampuan beragam

Hikmat Hardono, Direktur Eksekutif Indonesia Mengajar, mengatakan, dalam penerapan kurikulum baru, kualitas guru yang sangat beragam dan lokasinya tersebar hingga pelosok harus menjadi bahan pertimbangan.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, saat ini sekitar 22,6 persen guru SD berpendidikan sarjana dan sekitar 24 persen guru SMP berpendidikan sarjana. Padahal, penerapan Kurikulum 2013 diprioritaskan di jenjang SD dan SMP.

Selanjutnya bisa dibaca di Kompas Cetak.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com