JAKARTA, KOMPAS.com - Dari uji publik pengembangan Kurikulum 2013 di berbagai kota maupun secara online, masyarakat mempertanyakan kesiapan kurikulum baru yang diterapkan pada Juni 2013 nanti.
Ada kekhawatiran pergantian kurikulum tidak bertahan lama karena guru-guru belum disiapkan dengan baik, termasuk buku teks. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh di Jakarta, Kamis (6/12/2012), mengatakan dari substansi kurikulumnya sendiri tidak banyak yang keberatan.
"Yang menjadi perhatian masyarakat luas (adalah) kesiapan implementasinya," kata Nuh. Menanggapi kekhawatiran masyarakat terkait implementasi kurikulum, Mendikbud mengatakan, penyiapan yang paling mendasar adalah terkait pelatihan guru, pengadaan buku pegangan untuk guru dan peserta didik, serta tata kelola.
"Sekarang ini melakukan kegiatan paralel, di samping uji publik juga mempersiapkan tentang bukunya," kata Nuh.
Mendikbud menambahkan, salah satu konsekuensi perubahan kurikulum terkait guru adalah tentang ketentuan mengajar 24 jam tatap muka seminggu. Tugas guru di luar kelas akan lebih lama karena penilaian portofolio atau penilaian proses bertambah besar, sehingga harus dikonversi dengan pengakuan.
"Pemenuhan 24 jam di dalam kelas dengan tatap muka bisa berkurang karena memerlukan evaluasi di rumah lebih banyak lagi," kata Nuh. Mendikbud mengatakan, sasaran penyempurnaan kurikulum adalah peserta didik.
"Buku-buku baru sebagai konsekuensi dari penyempurnaan kurikulum tidak boleh menjadi beban masyarakat," katanya. Terkait pengawasan terhadap isi buku, Mendikbud mengatakan, substansi buku merupakan tanggung jawab Kemdikbud baik untuk buku pegangan guru maupun peserta didik.
"Tidak diserahkan isinya ke siapapun, tetapi oleh tim yang kita bentuk sendiri," ujar Nuh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.