Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Tolak Rencana Perubahan UN

Kompas.com - 10/12/2012, 15:46 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Selain guru dan siswa, perubahan kurikulum juga menjadi urusan para orangtua. Banyak orangtua turut cemas dengan adanya rencana perombakan kurikulum pada 2013 nanti. Meski perubahan pada tingkat pendidikan menengah tidak signifikan pada pendidikan dasar, kemungkinan perubahan mekanisme pelaksanaan ujian nasional (UN) menuai kontroversi dari para sejumlah orangtua.

Oki Arvani (50), ibu dari seorang siswa SMK Negeri 48 Jakarta, mengaku tidak setuju dengan rencana UN yang dilakukan pada kelas XI Sekolah Menengah Atas (SMA) maupun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Ia khawatir anak-anak belum siap untuk menjalankan metode seperti itu sehingga sosialisasi harus gencar.

"Janganlah kalau UN dimajuin. Takutnya banyak yang belum siap. Tapi kalau pemerintah tetap mau melakukan, ya artinya anak kelas XI yang ada nanti mau nggak mau jadi bahan percobaan," kata Oki, di Jakarta, Senin (10/12/2012).

Tidak hanya itu, ia juga meminta pada pemerintah agar mengkaji kembali rencana perubahan spektrum keahlian di tingkat SMK yang memungkinkan adanya pengurangan bidang keahlian yang sudah berkurang peminatnya. Menurutnya, pengurangan bidang keahlian ini juga akan berpengaruh pada minimnya generasi yang ahli di bidang tersebut.

"Kurang diminati bukan berarti nggak ada yang minat. Jadi tetap dibuka, biar keahlian dari jurusan itu nggak mati atau hilang gitu aja," ujar Oki.

Sementara itu, Mara Siregar (46) yang merupakan ayah dari seorang siswi SMA Negeri 1 Medan, mengatakan bahwa perubahan kurikulum yang menghilangkan sistem penjurusan dinilai tepat. Pasalnya, dengan adanya penjurusan pada tingkat sekolah menengah ini telah membatasi minat anak.

"Anak-anak SMA ini kadang belum tahu minatnya dimana. Penjurusan ambil IPA. Saat mau masuk kuliah, minatnya hukum misalnya. Berarti dia harus belajar ulang lagi tentang IPS yang hampir sudah tidak dipelajarinya lagi," ungkap Mara.

Namun mengenai usulan kebijakan UN yang dimajukan pada kelas XI, Mara tidak sepenuhnya setuju mengingat kesulitan yang akan dihadapi anak-anak akan semakin besar. Ia juga khawatir tingkat stres pada anak-anak akan meningkat jika dipaksakan menghadapi UN pada tahun kedua di sekolah menengah.

"Tujuannya baik agar ada persiapan sebelum universitas. Tapi secara psikologis, anak-anak ini takutnya tidak siap dan malah muncul masalah baru," ujarnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com