Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Supaya "Miyabi" Tak Masuk Buku atau LKS Lagi...

Kompas.com - 12/12/2012, 09:53 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Salah satu hal yang selalu menjadi kekhawatiran bagi orangtua saat kurikulum sekolah berganti adalah munculnya buku ajar baru yang tentunya membutuhkan dana untuk membeli lagi. Untuk itu, pemerintah menepati janji untuk menggratiskan buku ajar bagi siswa pada kurikulum baru nanti.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, buku bagi siswa nantinya akan ditanggung penuh oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah. Sementara pencetakannya dapat dilakukan oleh siapa saja bergantung pada kebijakan daerah juga nantinya.

"Silakan jika memang mau diperbanyak. Yang pasti, substansinya hanya ada satu, kami yang pegang dan siswa tidak boleh dikenai biaya," kata Nuh di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, Selasa (11/12/2012).

Pihaknya juga terus berupaya agar isi buku ajar ini sesuai dengan kualitas pendidikan. Untuk itu, guru, dosen, dan ahli pendidikan ikut dilibatkan dalam pembuatan buku ajar ini agar isi buku yang nanti digunakan pada kurikulum baru tidak lagi bermasalah, seperti kasus pornografi dalam buku lembar kerja siswa (LKS) yang terjadi di sejumlah wilayah.

"Jadi, jangan sampai Maria Ozawa masuk lagi, Bang Maman masuk lagi. Pokoknya benar diperiksa agar sesuai dengan anak-anak. Begitu pula desain layout-nya," ujar Nuh.

Selain itu, pertanyaan yang muncul dalam buku ajar siswa juga perlu disortir ulang agar tidak muncul pertanyaan abstrak yang justru membingungkan siswa. Ia mencontohkan, dalam sebuah buku pelajaran, muncul pertanyaan tentang letak kafe di sebuah hotel.

"Jawabannya mudah bagi kita, yaitu di lobi. Tapi buat anak-anak ini, apalagi yang tidak tinggal di kota dan belum pernah ke hotel, gimana membayangkannya? Ini kan jadi abstrak. Melihat saja belum pernah," ujar Nuh.

Begitu pula dengan pertanyaan tentang ciri khas kota-kota yang ada di Indonesia, ia beranggapan bahwa anak-anak ini sebaiknya mengenal budaya dan ciri khas daerahnya terlebih dahulu. "Jangan anak di Kalimantan ditanya tentang Monas. Tanyakan ciri khas dari daerah tersebut," ungkap Nuh.

Mengenai teknis soal dan tugas dalam buku ajar siswa, ia menjelaskan bahwa hal tersebut akan muncul dalam buku babon yang dipegang guru. Berbagai petunjuk disertakan dalam buku yang dipegang guru sehingga tidak akan ada kendala dalam mengembangkan pertanyaan pada siswa nantinya.

"Jadi, nanti dalam buku babon guru ada petunjuknya. Guru tidak perlu bingung. Cukup dikembangkan saja. Nanti tiap petunjuk akan sesuai dengan tugas yang ada di buku siswa," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com