Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SNMPTN 2013, Wajah Lama Bertukar Nama

Kompas.com - 13/12/2012, 17:49 WIB
Riana Afifah

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika selama ini Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) identik dengan saringan melalui ujian tertulis, maka pada tahun 2013 formatnya berubah. Seleksi melalui SNMPTN kini hanya didasarkan pada nilai rapor, hasil Ujian Nasional (UN) dan prestasi akademik peserta selama pendidikan menengah.

Merujuk dengan metode penerimaan mahasiswa baru yang akan dilakukan pada 2013 mendatang, cara yang dilakukan pemerintah ini sama persis dengan SNMPTN untuk jalur undangan pada tahun 2012. Bedanya, kuota untuk tahun depan melalui jalur ini akan bertambah dari 40 persen menjadi 60 persen dari total jumlah kursi di PTN. Jenis seleksi inilah yang nantinya akan bebas biaya pendaftaran bagi peserta.

Sementara itu, kuota sisa minimal 30 persen akan diakomodir melalui ujian tertulis yang diberi nama baru, yaitu Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN). Untuk ikut seleksi ini, tentu saja calon peserta harus membayar biaya pendaftaran.

Ketua Umum Panitia Pelaksana SNMPTN 2013, Akhmaloka, membenarkan bahwa metode seleksi yang dipakai dalam SNMPTN kali ini mirip dengan jalur undangan. Namun perbedaannya adalah sistem ini memperbolehkan seluruh siswa untuk ikut serta mengikuti seleksi.

"Memang mirip dengan jalur undangan. Tapi kalau jalur undangan itu kan diundang hanya beberapa persen siswa saja yang ikut sesuai akreditasi sekolahnya. Nah ini tidak demikian. Jadi 100 persen siswa dari sekolah dengan akreditasi A atau B boleh ikut seleksi. Hanya caranya mirip jalur undangan," kata Akhmaloka kepada Kompas.com, Kamis (13/12/2012).

Langkah ini diambil agar proses integrasi dari pendidikan menengah menuju pendidikan tinggi dapat berjalan baik. Selama ini yang terjadi, banyak siswa yang memiliki prestasi akademik menonjol di sekolah akhirnya gagal pada ujian tertulis SNMPTN karena alasan-alasan tertentu.

"Misalnya, ada anak yang selama tiga tahun selalu ranking satu. Tapi saat SNMPTN, dia sakit perut sehingga tidak konsentrasi mengerjakan soal dan akhirnya gagal. Apa yang dilakukan tiga tahun itu kan seperti sia-sia saja," jelas Akhmaloka.

Hal ini yang kemudian membuat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengambil kebijakan bahwa SNMPTN harus mengakomodir siswa-siswa yang memiliki prestasi akademik bagus di pendidikan menengah untuk dapat melanjutkan pendidikan tinggi di PTN berkualitas.

"Sekali lagi, ini hanya caranya saja yang mirip dengan jalur undangan. Tapi semua siswa di seluruh Indonesia boleh ikut seleksi ini," tandasnya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com