JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan melanjutkan program beasiswa Beasiswa Pendidikan untuk Mahasiswa Miskin (Bidik Misi) yang diperuntukkan bagi calon mahasiswa dan mahasiswa dari golongan menengah ke bawah dengan menambah jumlah penerima beasiswa. Anggaran sebesar Rp 7,84 triliun disiapkan untuk program beasiswa secara keseluruhan yang akan dikeluarkan Kemendikbud, termasuk alokasi Rp 1,64 triliun untuk program Bidik Misi.
Jumlah ini meningkat dari angka Rp 1,1 triliun untuk 92.000 anak. Rencana pemerintah untuk memperbesar jumlah penerima menjadi 152.000 penerima membuat anggaran dinaikkan sebesar Rp 240 miliar untuk tambahan 40.000 anak dan dana resettlement sebesar Rp 300 miliar untuk 20.000 anak.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, mengatakan bahwa program Bidik Misi ini terus dilanjutkan karena memiliki hasil yang memuaskan. Melalui program ini, terlihat bahwa anak-anak yang berasal dari golongan menengah ke bawah mampu berprestasi cemerlang.
"Hasil dari Bidik Misi ini membantah bahwa anak miskin tidak bisa berprestasi. Karena itu, kami akan terus lanjutkan," kata Nuh saat jumpa pers Akhir Tahun 2012 di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, Jumat (28/12/2012).
"Alasan kami melanjutkan ini karena hasilnya memang memuaskan. Sebagian besar mahasiswa Bidik Misi punya IPK di atas 2,75. Nah kalau IPKnya hanya 2,00 atau di bawah 2,00 baru kami pertimbangkan dilanjutkan atau tidak," imbuh Nuh.
Mantan rektor ITS ini mengungkapkan bahwa jumlah penerima beasiswa Bidik Misi ini ditargetkan terus meningkat seiring dengan alokasi anggaran yang bertambah. Sasaran bantuan mahasiswa Bidik Misi diharapkan dapat tercapai hingga 150.000 mahasiswa secara keseluruhan.
"Jumlahnya memang akan terus bertambah dari tahun ini ada sekitar 92.000 lebih menjadi 150.000," jelas Nuh.
Menurutnya, target ini bisa tercapai pada 2013 mendatang mengingat pola pendaftaran mahasiswa baru tahun ini sudah tidak lagi disyaratkan untuk membeli formulir pendaftaran alias gratis. Langkah baru ini dinilai dapat menghilangkan hambatan ketiadaan biaya pendaftaran.
"Jadi pola SNMPTN yang baru akan diintegrasikan dengan juga dengan Bidik Misi. Harapannya ini dapat memotong mata rantai kemiskinan," tandasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.