Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelatihan Guru Jangan Lagi Asal-asalan

Kompas.com - 29/12/2012, 03:50 WIB

Jakarta, Kompas - Penerapan Kurikulum 2013 membutuhkan persiapan dan koordinasi yang matang, terutama dari aspek penyiapan guru. Karena itu, jika Kurikulum 2013 akan diterapkan, pelatihan guru jangan lagi asal-asalan atau sekadar formalitas seperti masa lalu.

Penyiapan guru merupakan aspek yang paling penting sebab guru menjadi ujung tombak pelaksanaan kurikulum. Di sisi lain, Kurikulum 2013 menuntut peran guru yang berbeda, yakni guru harus lebih kreatif dalam menggali dan mengembangkan potensi siswa. Selain itu, waktu untuk pelatihan guru hingga pelaksanaan kurikulum sangat terbatas, tak sampai enam bulan.

Demikian pernyataan sejumlah kalangan menyikapi hasil uji publik dan rencana penerapan Kurikulum 2013.

Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sulistiyo dalam refleksi akhir tahun bidang pendidikan di Jakarta, Jumat (28/12), mengemukakan, pemerintah harus jujur mengenai kemungkinan implementasi Kurikulum 2013. Indonesia sangat luas dan beragam sehingga penyiapan harus dilakukan hingga ke pelosok-pelosok desa.

”Jika memang belum siap, tunda hingga 2014,” kata Sulistiyo.

Ia juga mempertanyakan keterkaitan pelatihan guru untuk Kurikulum 2013 dengan hasil uji kompetensi guru (UKG). ”Jangan sampai hasil UKG diabaikan sehingga cita-cita membentuk guru yang profesional semakin jauh dari harapan,” ujarnya.

Guntur Ismail, Presidium Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), mengatakan, yang paling penting saat ini adalah membenahi kualitas guru.

Sekretaris Jenderal Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) Iwan Hermawan mengatakan, pelaksanaan kurikulum baru sebaiknya ditangguhkan sampai tahun 2014 karena perlu uji publik yang lebih matang.

Forum Komunikasi Peduli Pendidikan Republik Indonesia (FKPPRI) yang beranggotakan pakar, praktisi, dan pengamat pendidikan meminta Kurikulum 2013 jangan diterapkan tahun ini. ”Pola dan waktu uji publiknya harus dibenahi,” kata Koordinator FKPPRI Darmin Mbula.

Untungkan guru

Secara terpisah, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, dengan Kurikulum 2013, beban guru justru akan berkurang. Guru dan kepala sekolah tidak terbebani lagi dengan kewajiban merancang silabus. Guru hanya perlu menyiapkan materi ajar dari buku pegangan yang masih disusun pemerintah.

”Guru tidak perlu lagi pusing-pusing cari buku sebagai materi mengajar. Nanti ada buku pegangan dan guru akan dilatih cara memakai buku itu dan metode pendekatannya,” ungkapnya.

Pada kurikulum berbasis kompetensi tahun 2004 dan kurikulum tingkat satuan pendidikan tahun 2006 guru harus mampu mengembangkan silabus dan mencari materi ajar dari berbagai buku. Pada dua kurikulum itu standar kompetensi lulusan ditentukan oleh mata pelajaran.

Namun, kata Nuh, pada Kurikulum 2013 standar kompetensi lulusan ditentukan terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan penyusunan mata pelajaran yang dibutuhkan.

”Jadi, sistemnya diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia,” ujarnya. (ELN/LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com