BANDA ACEH, KOMPAS.com - Pengamat pendidikan dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh menyatakan, perubahan kurikulum harus dibarengi dengan peningkatan kemampuan tenaga pengajar dalam mengimplementasikan program tersebut di lapangan.
"Kami mendukung adanya ide kreatif terhadap perubahan kurikulum dalam upaya peningkatan hasil pendidikan yang lebih baik, namun perubahan itu tidak akan berjalan maksimal jika sarana prasarana pendukung tersebut tidak disiapkan," kata Dekan FKIP Unsyiah Yusuf Aziz di Banda Aceh, Minggu (6/1/2012).
Dijelaskannya, untuk memaksimalkan perubahan kurikulum tersebut tidak cukup dengan sosialisasi tetapi perlu adanya pembenahan di berbagai sarana dan prasarana pendukung program itu.
"Jika sarana pendukung seperti guru tidak diberi pemahaman yang memadai terhadap kurikulum ini, maka implementasinya akan terjadi seperti kurikulum sebelumnya," katanya.
Karena itu ia menyarankan agar seluruh guru yang ada saat ini perlu dilakukan peningkatan kapasitas kembali sehingga berbagai materi yang ada dalam kurikulum itu dapat diimplemtasikan di lapangan.
"Kita tidak perlu malu untuk meningkatkan kemampuan seluruh guru yang ada saat ini karena dengan adanya peningkatan kapasitas tenaga pendidikan inilah akan memaksimalkan program perubahan kurikulum 2013," katanya.
Ia juga menambahkan, untuk mendukung perubahan kurikulum tersebut dinas pendidikan tidak bisa bekerja sendiri tetapi perlu adanya ikut serta perguruan tinggi yang mencetak tenaga pendidik.
"Artinya, LPTK yang ada juga harus ikut serta mendukung perubahan kurikulum dengan menyesuaikan kurikulum yang ada untuk diajarkan kepada calon pendidik tersebut," katanya.
Yusuf Aziz optimistis, jika prasarana pendukung program perubahan kurikulum itu dibenahi secara bersamaan maka berbagai materi yang termuat dalam kurikulum itu dapat diimplementasikan di masa mendatang.
Tak mau ketinggalan informasi seputar pendidikan dan beasiswa? Yuk follow Twitter @KompasEdu!