Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digagas, Pertukaran Mahasiswa PTN

Kompas.com - 14/01/2013, 02:52 WIB

Jakarta, Kompas - Perguruan tinggi negeri menggagas pertukaran mahasiswa di dalam negeri. Program pertukaran mahasiswa ini diharapkan mengurangi kesenjangan mutu pendidikan di perguruan tinggi dan memperkuat integrasi di antara generasi muda.

Program pertukaran mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) itu dinamakan Pertukaran Mahasiswa Se-Tanah Air (Permata). Mahasiswa peserta program direkrut dengan syarat tertentu yang disepakati perguruan tinggi peserta program.

”Rancangan buku pedoman program ini siap. Nanti perguruan tinggi negeri yang hendak terlibat perlu membuat nota kesepahaman dan pelaksanaannya,” kata Ningrum Natasya Sirait dari Universitas Sumatera Utara pada pertemuan Majelis Rektor PTN Indonesia di Jakarta, Jumat (11/1). Rencananya, program Permata akan diterapkan pada Agustus-September mendatang.

Menurut Natasya, mahasiswa peserta program akan belajar di perguruan tinggi lain satu semester atau lebih. Untuk itu, harus ada kesepakatan antar-PTN untuk mengakui transfer kredit.

Djoko Santoso, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan, PTN dapat memanfaatkan dana bantuan operasional PTN (BOPTN) untuk program seperti Permata. ”Dana BOPTN cukup besar, bisa dimanfaatkan untuk program yang memang meningkatkan mutu pendidikan kepada mahasiswa,” kata Djoko.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mendukung program Permata yang dapat mempererat rasa persatuan di kalangan mahasiswa di sejumlah daerah. ”Jika sudah siap bisa segera diwujudkan pada tahun ajaran baru nanti,” kata Nuh, pekan lalu.

Perguruan tinggi negeri melalui Majelis Rektor PTN Indonesia juga berkomitmen menguatkan jurnal internasional milik Indonesia. Untuk itu, Majelis Rektor PTN Indonesia membentuk kelompok kerja pengembangan jurnal internasional.

”Belajar dari negara lain yang maju dalam karya ilmiah, kita harus meningkatkan kuantitas dan kualitas peneliti serta penelitian. Juga mengembangkan jurnal ilmiah nasional menjadi internasional,” kata Ismunandar, Ketua Pelaksana Pokja Pengembangan Jurnal Internasional dari ITB. (ELN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com